Jenis
karya sastra Toraja.
1. Karya
sastra yang berbentuk puisi meliputi:
a. Londe
Inter. |
Londe
merupakan karya sastra berbentuk puisi yang berupa pantun. Isinya merupakan
curahan kalbu dan dari segi bentuknya terdiri dari empat baris dalam satu bait.
Baris pertama terdiri dari delapan suku kata, baris kedua tujuh suku kata,
baris ke tiga lima suku kata, dan baris keempat tujuh suku kata. londe berbeda
dengan jenis pantun pada umumnya karena Londe tidak ada sampiran dan tidak
terikat persajakan.
Contoh:
Ø Londe
untuk anak muda (londe tomangngura)
Allaqko
kaundu-undu
Loqko
dodoq tau
Tang
die loranpa
Ladisaqpek
manngura
Terjemahan:
Sia-sialah
engkau menengok
Gadis
kepunyaan orang
Belum
diizinkan
Dipetik
dengan mudah
Ø Londe
yang berisi nasihat (pa’pakilala)
Allonni
ko batu pirri’
Batu
tang polo-polo
Umbai
polo ri batu
Nala
polo inawa
Terjemahan:
Pegang
teguhlah peraturan pernikahan
Dan
cinta kasih yang tidak mungkin diubah manusia
Jika
terpaksa harus berubah
Tetapi
cinta kita harus tetap dipertahankan.
Ø Londe
perselisihan dalam rumah tangga (londe tosisala-sala lan tananan dapo).
Pokadanna’
kada pissan
Kada
rebong balu’ bu’
Angku issanni
Urandanan
kakku
Maleko kukua iyo
kukurrean
sumanga’
torroko
lamedoko-dokoan
b. Karume
Karume
yaitu kalimat yang berupa teka teki yang membutuhkan terkaan dari orang lain.
Fungsi karume adalah untuk mengasah otak orang-orang Toraja pada saat itu, yang
umumnya masih buta huruf.
Contoh:
Tometteka’
torro tangnga
Tang
ulunna tang lette’ na namanarang undaka’ lalan
c. Ungkapan
Ungkapan
dapat diartikan sebagai kelompok kata atau gabungan kata yang memiliki makna
khusus.
Contoh:
-
Ampu padang “yang empunya tanah” (maksudnya yaitu makhluk halus yang suka
menyembunyikan binatang, manusia, atau benda-benda.)
-
Sangkarang topo manuk “lapar ayam” (
yang maksudnya sangat lapar)
-
Toma’lindo batu “orang yang bermuka tebal/batu” (yang
maksudnya orang yang tidak berperasaan)
-
Untulak punti adokan “menopang pisang
penyakitan” (maksudnya yaitu orang melakukan sesuatu dengan sia-sia)
d. Pribahasa
Pribahasa
adalah kelompok akata atau kalimat yang susunannya tetap dan memiliki makna
khiasan dengan maksud tertentu.
Contoh:
-
Kemasusseki sangharaq, kemad
dosso-dossoi inaya, pangngan ke boluanna liu panna (jiki sedang susah makanlah
sirih agar hatimu terhibur) yang artinya apabila bersedih jangan terlampau
larut, dan carilah kegiatan yang bermanfaat untuk menghibur diri dan lupakan
kesedihan tersebut.
-
Beluak kaqtu naissan tau (rambut yang
putus di ketahui orang. Artinya suatu perbuatan atau perilaku betapapun kecil,
sederhana dan tersembunyi. Lama-kelamaan pasti akan diketahui oran lain.
2. Karya
Sastra Toraja yang berbentuk prosa, meliputi:
Masyarakat
Toraja memiliki karya sastra yang berupa cerita rakyat. Selain itu, juga
terdapat jenis karya sastra yang berupa dongeng (uleleang).
Contoh:
a. Londorundun
Londorundun
adalah cerita rakyat yang terkenal di Toraja cerita ini konon benar-benar
terjadi pada saat itu. Londorundun adalah seorang putri cantik jelita yang
dipersunting oleh seorang raja dari kabupaten bone yang bernama Datuk
Bendurana.
b. Lakipadada
Lakipadada
dikenal oleh masyarakat Toraja khususnya dikalangan bangsawan di dalamnya
mengandung nilai religious.
c. Lalong
Lalong
merupakan salah satu cerita rakyat yang berisi tentang kepahlawanan. Lalong
adalah seorang pahlawan dari Toraja yang pemberani. Ia mempunyai kesaktian yang
luar biasa yaitu dapat menombak batu dan keluar mata air. Selain itu, apabila
ia menginjak batu maka akan meninggalkan jejak kaki pada batu tersebut.
3. Karya
Sastra Toraja yang berbentuk prosa liris, meliputi:
Prosa
liris adalah karya sastra Toraja yang dinyanyikan atau dilagukan yang berisi
pujaan atau sanjungan dan permohonan kepada Tuhan, Dewata, dan segala penguasa
yang menguasai kehidupan ini agar dapat mengaruniai kehidupan dan layak bagi
manusia dengan pengungkapan bahasa yang indah.
Adapun jenis-jenis
prosa liris yaiut:
a. Maro
Maro
adalah sejenis sastra lisan berupa prosa lirik yang dinyanyikan semacam tirani,
sastra ini dinyanyikan atau dilagukan untuk mengobati orang yang sedang sakit
parah dan dianggap diganggu oleh Dewata. Maro hanya dilagukan pada waktu malam
hari oleh sekelompok orang yang membentuk lingkaran yang berlapis-lapis
Contoh:
Hae,
hae, hae!
Mangka
kumandeo shantung
Pura
erunmo tulali
Maenpunmo
suling bulo
Bassomo
sampa bulaan
Terjemahan:
Hai,
hai, hai
Sudah
makan bunyian merdu
Selesai
sudah ruasnya bambu
Sudah
siap seruling bambu
Kenyanglah
cukup pusaka emas
Sorong-soronganni
rangking
Annai
kandiang gallang
Sisiq
siruk bulaanmi
Terjemahan:
Soronglah
sudah piringan adat
Simpanglah
piring kuningan itu
Sisiplah
dia dengan hati-hati
…
b. Gelong
Gelong
adalah salah satu bentuk sastra lisan Toraja yang dituturkan oleh sekelompok
orang dalam bentuk lingkaran, gelong merupakan pujaan dan permohonan kepada
Dewa yang menguasai hidup ini, yang telah menyediakan segala keperluan atau
kebutuhan hidup manusia dan menjamin hidup manusia. Gelong terdiri atas 107
bait.
Contoh:
Lakulambiqmoko
tallang
Lakukaratuimoko
Terjemahan:
Aku
akan tiba padamu, hai bambu
Aku
akan menemuimu.
Tallang’e
mussallaonaq
Mudoko-dokoinaq
Nuparamban
buluonaq
Terjemahan:
Hai
bambu, janganla mngecewakan
Membuat
aku jadi susah
…
c. Gelong
Tondok
Gelong
tondok adalah karya sastra yang dinyanyikan yang berisi pujaan terhadap tanah
atau negeri beserta penguasanya. Di dalam gelong ini, terutama dimohonkan agar
penguasa tetap mengizinkan muka bumi didiami manusia dan tetap memberikan
kegemburan tanah untuk kemakmuran manusia sacara turun-temurun. Gelong tondok
ini terdiri atas 63 bait, dan diciptakan pada zaman kepercaayan Animisme dan
Dinamisme.
Contoh:
Tondok
mariri litakna
Kemasak
pellaoanna
Tinggi
ongan banuana
Terjemahan:
Negeri
bertambah kuning
Bercaya
manic-manik
Pelindung
rumahnya sangat tinggi
…
d. Bugiq
Bugiq
adalah dilagukan atau dinyanyikan pada siang hari baik di halaman rumah maupun
di padang belantara, atau digunung-gunung. Bagi masyarakat Toraja bugiq
merupakan pujaan terhadap segala sesuatu yang mengganggu ketentraman hidup masyarakat
terutama penyakit cacar. Jadi, bugiq merupakan pengakuan terhadap segala
pelanggaran yang telah terjadi di dalam masyarakat dan diharapkan terhindarlah
masyarakat dari segala bala (musibah) yang sering melanda dan membawa banyak
korban manusia.
Contoh:
Mane
kulesena tondok
Mane
kulonda-londana
Terjemahan:
Aku
baru sampai di negeri
Aku
baru berjalan-jalan
Tondok
boro toda inde
Boro
pangrantean toda
Terjemahan:
Kampung
ini sangat mulia
Dataran
luas dan indah
…
e. Singgiq
Singgiq
merupakan sastra lisan Toraja yang dilagukan, di dalam lagu singgiq diceritakan
tentang asal-mula sesuatu dan keturunan manusia, singgiq y ang menceritakan
keberanian dan kepahlawanan seseorang. Singgiq ini hanya dapat dilagukan oleh
penyair-penyair daerah yang disebut “Tomina” pada keadaan tertentu yaitu pada
upacara adat.
Contoh:
Tipatumbanna
te allo
Tiapanan
te masiang
Hari
ini apa yang terjadi
Siang
ini bagaimana keadaannya
Re
dao topaonganan
Angku
kendek inde mai
Tandoq
lepongna deata
Terjemahan:
Yang
di atas maha pelindung
Aku
naik di atas sini
Emper
buatan Sang Dewa.
…
f. Manimbong
Manimbong
adalah bentuk karya sastra Toraja yang jarang dilagukan atau dinyanyikan.
Karena, manimbong hanya dilagukan pada pesta kematian bagi kaum bangsawan atau
raja. Pelakunya kaum pria yang kadang-kadang membentuk lingkaran, adakalanya
membentuk barisan. Manimbong berisi sanjungan atau pujaan kepada leluhur atau
raja yang meninggal dan juga merupakan hiburan bagi yang hadir pada pesta adat
tersebut.
Contoh:
Ambeqta
urrinding lembong
Umpayo-payoi
tondok
Terjemahan:
Ayah
kita yang menaungi kampong
Memelihara
negeri ini
Umbangunan
biang raqba
Untuklak
tille malulun
Terjemahan:
Menegakkan
gelagah rebah
Menopang
pimping yang miring
…
g. Pangngimbo
Pangngimbo
merupakan salah satu bentuk karya sastra Toraja. Pangngimbo berisi permohonan
kepada Dewata supaya member kehidupan yang baik dan layak bagi manusia dan
sebagai ucapan syukur karena hidup di duni ini telah dinikmati oleh manusia penghuni bumi ini.
Contoh:
Malambiqmo
te allo maelo
Nadeteqmo
te kulloa mapia dadi
Terjemahan:
Hari
baik tiba saatnya
Waktu
bahagia telah dating
Angki
patunda tomammaq matiq tangngana langiq
Angki
paruyang tomatindomo matiq inanna topalullungan
Terjemahan:
Kami
datang menghadap kehadirat-Mu
Kami
datang bersembah sujud di depan-Mu
…
Tujuan
karya sastra Toraja
Adapun
tujuan dari karya sastra Toraja yaitu:
1. Sebagai
nasihat
Karya
sastra masyarakat Toraja seperti londe dan pribahasa digunakan untuk menasehati
orang, baik itu anak muda maupun kepada orang tua.
2. Sebagai
hiburan
Karya
sastra masyarakat Toraja seperti karume yang sarat dengan teka-teki atau
tebak-tebakkan mengungkapkan sesuatu yang memerlukan jawaban, selain itu cerita
rakyat dan juga prosa liriknya dapat menjadi
hiburan bagi masyarakat.
3. Sebagai
pemujaan
Beberapa
karya sastra khususnya prosa lirik seperti gelong, gelong tondok, bugiq, dan
manimbong digunakan oleh masyrakat sebagai sarana pemujaan terhadap Tuhan,
Dewa, atau leluhur.
4. Sebagai
pendidikan
Dari karya
sastra itu kita dapat memperoleh pengetahuan, seperti pada karya sastra yang
berupa prosa yaitu cerita rakyat atau dongeng.