Kemampuan Menggunakan Tanda Baca


A.      Latar Belakang
Tanda baca (Pungtuasi) merupakan unsur yang sangat penting dalam penggunaan bahasa tulis, terlebbih  dalam tulisan resmi seperti pada penulisan karya ilmiah. Penggunaan tanda baca akan memudahkan pembaca dalam mengidentifikasi maksud dari suatu tulisan. Dalam hal ini, penggunaan tanda baca sangat memegang peranan penting dalam suatu kalimat. Jika penggunaan tanda baca diabaikan oleh pemakai bahasa, khususnya kalimat, pembaca akan susah dalam memahami apa sebenarnya maksud dari kalimat itu. Adanya tanda baca, dapat membantu pembaca memahami suatu tulisan dengan tepat. Sebaliknya, tidak adanya tanda baca, akan menyulitkan pembaca memahami suatu tulisan, bahkan mungkin dapat mengubah pengertian dari suatu kalimat.
Suatu ujaran akan dikatakan sebagai suatu kalimat jika diakhiri dengan tanda baca. Artinya, tanda baca berfungsi sebagai penentu arti atau maksud dari suatu ujaran yang ingin diungkapkan oleh seorang pemakai bahasa dalam suatu kalimat yang ditulisnya. Dengan tanda baca yang digunakan oleh penulis, pembaca dapat mengidentifikasi maksud dari kalimat itu. Apakah kalimat itu berupa kalimat berita (deklaratif), kalimat perintah (imperatif), ataupun kalimat tanya (interogatif).
Dewasa ini, banyak sekali pemakai bahasa yang kurang mengindahkan tanda baca ini. Kalaupun digunakan tanda baca, akan tetapi seringkali pemakaiannya kurang tepat, sehingga menimbulkan kekaburan atau ketidakjelasan makna bagi pembaca. Fenomena ini bukan hanya dijumpai pada orang-orang yang awam pengetahuannya mengenai tanda baca, seperti siswa Sekolah Dasar (SD), akan tetapi dapat juga dijumpai pada jenjang yang lebih tinggi, seperti pada siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP), siswa Sekolah Menengah Atas (SMA), bahkan pada pelajar perguruan tinggi sekalipun. Dari sekian banyaknya pemakai bahasa, hanya sebagian kecil yang menggunakan tanda baca dengan tepat. Ini menunjukkan bahwa betapa kurangnya pengetahuan siswa mengenai pentingnya
penggunaan tanda baca dalam kalimat.

Mengingat betapa pentingnya penggunaan tanda baca ini, dan supaya dapat menggunakan secara tepat, penulis mengangkat judul “Kemampuan Menggunakan Tanda Baca dalam Kalimat pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 3 Bangkala Kabupaten Jeneponto” agar dapat dijadikan acuan dalam mempelajari tanda baca.

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada karya tulis ini yaitu, bagaimanakah tingkat kemampuan menggunakan tanda baca dalam kalimat pada siswa kelas IX SMP Negeri 3 Bangkala Kabupaten Jeneponto?

C.       Tujuan
Tujuan penulis dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui kemampuan menggunakan tanda baca dalam kalimat pada siswa kelas IX SMP Negeri 3 Bangkala Kabupaten Jeneponto.

D.      Manfaat
Manfaat yang dapat dipetik dari hasil penelitian ini, yaitu:
1.    Manfaat teoritis, yaitu dapat mempekaya referensi mengenai penggunaan tanda baca dalam kalimat.
2.    Manfaat praktis, yaitu dapat menjadi acuan atau referensi bagi pembaca dalam menyusun atau mempelajari penggunaan tanda baca dalam kalimat.




















A.      Kemampuan
Kemampuan adalah pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang yang timbul secara alami yang dapat dikembangkan secara akatif dan pasif. Adapun pendapat lain yang dikemukakan oleh. Dalam KBBI dijelaskan bahwa kemampuan merupakan kesanggupan, kekuatan untuk melakukan sesuatu; kekayaan yang dimiliki. Jadi, kemampuan merupakan bakat alamiah yang dimiliki oleh seorang manusia.
Kemampuan Membaca Tanda Baca (Fhoto : Google Search)

B.       Kalimat
1.      Definisi Kalimat
Kalimat  merupakan perkataan; ujaran yang utuh yang mengugkapkan konsep pikiran dan perasaan (KBBI: 2006). Kalimat merupakan 1) satuan bahasa yang secara relatif verdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual maupun potensial terdiri dari klausa; 2) klausa bebas yang menjadi bagian kognitif percakapan, satuan proposisi yang merupakan gabungan klausa yang membentuk satuan yang bebas, jawaban minimal, seruan salam dan sebagainya; 3) konstruksi gramatikal yang terdiri atas sat atau lebih klausa yang ditata menurut poa tertentu, dan dapat berdiri sendiri sebagai satu satuan (Kridalaksana: 2008). Kalimat adalah satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar, yag biasanya berupa klausa, dilengkapi dengan konjungsi bila diperlukan, serta disertai dengan intonasi final (Abdul Chaer: 2008). Kalimat adalah satuan gramatikal yang dibatasi oleh jeda panjag yang disertai nada akhir turun atau naik (Ramlan: 1986).
Jadi, kalimat merupakan satuan sintaksis yang terdiri dari beberapa klausa yang diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca dan pola intonasi final.

2.      Ciri-ciri kalimat
Adapun ciri-ciri kalimat yaitu:
a.       Berupa satuan bahasa (satua gramatikal atau satuan ujaran).
b.      Secara relatif dapat berdiri sendiri.
c.       Dibatasi oleh kesenyapan awal dan kesenyapan akir yng berupa intonasi final.
d.      Dapat berupa kata, frasa, atau  kalusa. Misalnya:
1)        Pergi! (perintah); kalimat yang berupa kata.
2)        Buku saya. (jawaban atas pertanyaan “buku milik siapa ini?”); kalimat yang berupa frasa.
3)        Anak itu sangat rajin. (berita); kalimat yang terdiri dari satu klausa.
4)        Para siswa membersihkan ruang kelas. (berita); kalimat yang terdiri dari satu klausa.
5)        Ketika orang tuakau datang, saya sedang mandi. (berita); kalimat yang terdiri dari dua klausa.
3.      Jenis-jenis kalimat
Ada beberapa jenis kalimat yang dipaparkan dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jenis kalimat apat ditinjau dari sudut jumlah klausanya, bentuk sintaksisnya, kelengkapan unsurnya, dan susunan  subjek dan predikatnya.
a.       Berdasarkan jumlah klausanya
1)        Kalimat tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa . hal itu berarti bahwa konstituen untuk tiap unsur kalimat, seperti subjek dan predikat hanyalah satu, atatu merupakan satu kesatuan. Kalimat tunggal dapat dibeda-bedakan lagi berdsarkan kategori predikatnya menjadi kalimat berpredikat verbal, kalimat berpredikat adjektiva kalimat berpredikat nominal (termasuk pronominal), kalimat berpredikat numeral, dan kalimat berpredikat frasa preposisional.
Contoh: Dia akan pergi
2)        Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk merupakan kalimat yang terdiri dari beberapa klausa. Contohnya:
Dia pergi ke sekolah, ketika ayahnya masih tidur.
b.      Berdasarkan bentuk dan kategori sintaksisnya
Kalimat lazim dibagi atas:
1)        Kalimat deklaratif atau kalimat berita
Kalimat deklaatif umumnya digunakan oleh pembicara/penulis untuk membuat pernyataan sehingga isinya merupakan berita bagi pendengar atau pembacanya.
Contoh: Tadi pagi ada tabrakan mobil di depan rumah saya.
2)        Kalimat imperatif atau kalmat perintah
Kalimat yang berisi permintaan, suruhan, ajakan, atau larangan.
Contoh: Tolong! Kamu bantu saya mengangangkat meja itu.
3)        Kalimat interogatif atau kalimat tanya
Kalimat yang berisi tentang pertanyaan, secara formal ditandai oleh kehadiran kata tanya seperi apa, saya, beraoa,                                                                 kapn,ndn bagaimana dengan atau tanpa partikel –kah aebagai penegak. Kalimat ini ditandai demgan tanda baca
(?) pada akhir kalimat.
Contoh: Kapan kita bisa bertemu?
4)        Kalimat eksklamatif
Dikenal juga dengan nama kalimat seru, secara formal ditandai dengan kata alangkah, betapa, atau bahkan bukan main pada kalimat berpredikat adjektival.
Contoh: Alangkah bebasnya pergaulan mereka!
c.       Berdasarkan segi kelengkapan unsurnya
1)        Kalimat lengkapa atau kalimat mayor
Kalimat lengkap adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat.
Contoh: Dia hendak ke Surabaya.
2)        Kalimat taklengkap atau kalimat minor
Kalimat taklengkap pada dasarnya adalah kalimat yang tidak ada subjek dan/atau predikatnya.
Contoh: Merdeka!

C.     Tanda Baca
Tanda baca merupakan tanda yang dipakai dalam sistem ejaan, (KBBI: 2006).
1.         Tanda Titik (.)
a.         Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Misalnya:
Ayahku tinggal di Solo.
b.        Tanda titik dipakai di belakang angk atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
Misalnya:
A.Direktorat Pajak
c.         Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang menunjukkan wktu.
Contohnya: pukul 1.35.20 (pukul 1lewat 35 menit 20 detik).
d.        Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yag tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka
Misalnya: Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara: Balai Poestaka.
e.         Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau keliptannya.
Misalnya: Desa itu berpenduduk 24.200 orang.
2.      Tanda Koma
a.         Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Misalnya: saya membeli tas, pena, dan tinta.
b.        Tanda koma dipakai untuk memishkan suatu kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutya yang didahului oleh kat hubung seperti tetapi, melainkan, dan sedangkan.
c.         Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat.
Misalnya: .... Oleh karena itu, kita hharus berhati-hati.
d.        Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian kalimat.
Misalnya: kata Ibu, “saya gembira sekali.”
e.         Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau, marga.
Misalnya: Ny. Khadijah, M. A.
f.         Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
Misalnya; Guru saya, Pak Ahmad, Pndai sekali.
g.        Tanda koma dipkai di antara bagia-bagian dalam catatan kaki.
W.J.S. Poerdarwaminta, Bahasa Indonesia untuk Karang-mengarang (Yogyakarta; UP Indonesia, 1967), Hlm. 4.  
3.           Tanda Titik Koma (;)
a.         Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Misalnya: Malam makin; pekerjaan belum selesai juga.
b.        Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan yans setara di dalam kalimat majemuk.
4.         Tanda Titik Dua (:)
a.       Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian tau pemerian.
Misalnya: kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
b.      Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya:
Ketua                  : Ahmad Wijaya
Sekretaris            : S. Handayani
5.      Tanda Hubung (-)
a.       Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Misalnya: anak-anak
b.      Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas hubungan bagian akata atau ungkapan
Misalnya:
Ber-evolusi, dua puluh-lima.
c.       Tanda hubung digunakan merangkaian unsur bahasa Indonesiadengan unsur bahasa asing.
Misalnya: di-smash.
6.      Tanda Pisah
a.       Tanda pisah membatasi penyisispan kata atau kalimat yag memberi penjelasan di luar bangun kalimat.
Misalnya: kemerdekaan bangsa itu-saya yakin akan tercapai-diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.
b.      Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat, dengan arti ‘sampai ke’ atau ‘sampai dengan’.
Misalnya: 1910-1945.
7.      Tanda Elipsis (...)
Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus .
Misalnya: kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak.
8.      Tanda Tanya
a.       Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
b.      Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung unuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
misalnya
ia dilahirkan pada tahun 1963 (?)
9.      Tanda Seru
Dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Misalnya: merdeka!
10.  Tanda Kurung ( (...) )
Tanda kurung digunakan untuk mengapit keterabgan atau penjelasan.
Misalnya: DIK (Daftar Islam Kegiatan)
11.  Tanda Kurung siku ( [...])
Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalmat atau bagian kalimat yabg ditulis orang lain.
Misalnya: Sang Sapurba men [d]engar bunyi gemerisisk.
12.  Tanda Petik ( “...” )
Tanda petik mengapit petikan lansung Yang berasal dari pembicaraan nakah atau bahan tertulis lain.
Misalnya: “saya belum siap,” kata Mira, “tunggu sebentar!”
13.  Tanda Petik Tunggal ( ‘...’ )
Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Mislanya: Tanya Basri “kau denggar bunyi aneh’kring’ tadi?”
14.  Tanda Garis Miring ( / )
Tanda garis miring digunakan dalam nomor surat pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwin.
Misalnya: No. 7/ PK/1973
15.  Tanda Apostrof( ‘)
Digunakan untuk menunjukkan penghilangan kata atau bagian angka tahun.
Misalnya:  Ali’kan kusurati
16.  Angka daan Lambang Bilangan
a.       Lamabang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf.
Misalnya: Lima belas orang tewas dalam kecelakaan itu.
b.      Lambang bilangan dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengn huruf, kecuali jika beberapa lambang bilaan digunakan secara beruntun, seperti dalam perincian dan pemaparan.
Misalnya: Amir menonoton drama itu sampai tiga kali.