Definisi dan Analisis Kemampuan Berbicara

Ilustrasi

Pengertian berbicara, diskusi dan jenis−jenis diskusi
1.      Berbicara
Manusia adalah makhluk sosial dan tindakan pertama dan paling penting, adalah tindakan sosial, suatu tindakan tepat saling menukar pengalaman, saling mengemukakan dan menerima pikiran, saling mengutarakan perasaan atau saling mengekspresikan, serta
menyesetujui suatu pendirian atau keykinan. Oleh karena itu, maka di dalam tindakan sosial haruslah terdapat elemen−elemen umum, yang sama−sama disetujui dan dipahami oleh sejumlah orang yang merupakan suatu masyarakat. Untung menghubungkan sesama anggita masyarakat maka diperlukan komunikasi. Dan untuk berkomunikasi dengan orang lain agar tercipta keakraban yang baik maka kita perlu berinteraksi dengan orang itu atau mengenal orang itu dengan jalan berbicara dengan orang tersebut.

Berbicara adalah kebutuhan kita sebagai manusia. Berbicara merupakan salah satu cara yang efektif bagi kita untuk berkomunikasi. Dengan berbicara kita bisa menyampaikan maksud dan tujuan serta buah pikiran kita dengan cepat.
Namun alangkah bijaksananya jika kita memperhatikan cara berbicara maupun isi dan materi yang kita bicarakan. Jangan sampai ungkapan “banyak bicara banyak berdosa” sampai menjangkiti kita.
Jadi, pada hakikatnya berbicara merupakan ungkapan pikiran dan perasaan seseorang dalam bentuk bunyi-bunyi bahasa. Kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Pendengar menerima pesan atau informasi melalui rangkaian nada, tekanan, dan penempatan persendian. Jika komunikasi berlangsung secara tatap muka, berbicara itu dapat dibantu dengan mimik dan pantomimik pembicara. Kemampuan berbicara merupakan tuntutan utama yang harus dikuasai oleh seorang pembicara dalam suatu diskusi. Jika seorang pembicara dalamsebuah diskusi tidak dapat berbicara dengan baik maka diskusi tersebut tidak akan berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Karena hal penting yang harus dimiliki oleh seorang pembicara /pemateri dalam diskusi selain materi yang harus dikuasai juga, harus pandai berbicara. Dalam artian mampu mengekspresikan pengetahuan yang dikuasainya secara lisan.
2.      Diskusi
Pada hakekatnya diskusi merupakan suatu metode untuk memecahkan permasalahan dengan proses berpikir kelompok. Oleh karena itu, diskusi merupakan suatu kegiatan kerjasama atau aktivitas koordinatif yang mengandung langkah−langkah dasar tertentu yang harus dipatuhi oleh seluruh kelompok.
            Diskusi kelompok berlangsung apabila orang−orang yang berminat dalam suatu masalah khusus berkumpul mendiskusikannya dengan harapan agar sampai pada suatu penyelesaian atau penjelasan perlu disadari bahwa, sebuah diskusi yamg efektif, istilah kelompok atau grup haruslah mengandung makna tidak sekedar kumpulan−kumpulan pribadi saja. Suatu kelompok adalah suatu keseluruhan yang dinamis dengan sifat−sifat para anggotanya. Misalnya, suatu kelompok yang terdiri atas enam orang akan menghasilskan ide−ide yang tidak akan berhasil oleh salah seorang dari keenamnya secara pribadi. Para pribadi dalam suatu kelompok saling bergantung satu sama lainnya. Mereka harus memperkenalkan diri dengan keseluruhan anggota kelompok dan mengetahui kalau mereka bekerjasama dalam kegiatan yang berhubungan dengan kelompok, untuk mencapai suatu tujuan bersama. Dalam diskusi terbagi atas dua kelompok yaitu kelompok tidak resmi dan kelompok resmi.
3.      Jenis−jenis diskusi
1)      Buzz Group
Suatu kelas yang besar dibagi ke dalam beberapa kelompok kecil 4 atau 5 orang. Tempat duduk diatur sedemikian rupa sehingga siswa saling berhadapan untuk memudahkan pertukaran pendapat. Diskusi ini dapat diadakan di tengah-tengah atau akhir.
2) Fish Rowt
Diskusi terdiri dari beberapa orang peserta yang dipimpin oleh seorang ketua. Tcmpat duduk diatur setengah lingkaran dengan dua atau tiga kursi kosonu menghadap peserta, seolah-olah menjaring ikan dalam sebuah mangkuk (fish boxvli. Kelompok pendengar yang ingin menyumbangkan pikiran dapat duduk di kursi kosong tersebut. Ketua mempersilahkan berbicara dan setelah selesai kembali ketempat semula.
3) Whole Group
Suatu kelas merupakan satu kelompok diskusi dengan jurnlah anggota tidak lebih dari 15anggota.
                          4) Syndicate group
Suatu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 3-6 orang. Gurumenjelaskan garis besar masalah dengan aspek-aspeknya. kemudian tiap kelompok bertugas membahas suatu aspek tertentu dan membuat kesimpuian untuk diiaporkan dalam sidang pleno serta didiskusikan lebih lanjut.
                           5) Brainstorming
Merupakan suatu diskusi di mana anggota kelompok bebas menyumbangkan ide-ide baru terhadap suatu masalah tertentu. di bawah seorang ketua. Semua ide >ang sudah masuk dicatat. untuk kemudian diklasifikasikan menurut suatu urutan tertentu. Suatu saat mungkin ada diantara ide baru tersebut yang dirasa menarik untuk dikembangkan.
                         6) Informal debate
Kelas dibagi menjadi dua team yang agak sama besarnya unluk memperdebatkan suatu bahan yang problematis, tanpa memperhatikan peraturan diskusi panel.
                         7) Colloqinin
Merupukan suatu kegiatan dimana siswa’mahasiawa dihadapkan pada narasumber untuk mengajukan pertanyaan. selanjuinya mengandung perianyaan-penanyaan tambahan dari siswa/  mahasiswa yang menyangkut pelajaran dengan maksud untuk memperjelas bahan Pelajaran yang telah diterima.

B.     Kemampuan berbicara dalam diskusi
Seseorang dapat dikatakan mampu berbicara yang baik dalam sebuah diskusi apabila mampu melaksanakan kaidah−kaidah atau etika dalam diskusi. Adapun kaidah/ etika dalam diskusi yaitu:
      Dalam forum diskusi ada beberapa peran yang dimainkan oleh aktor yang berbeda yaitu:
1.      Penyaji.
                  Penyaji menyajikan makalahnya. Kejujuran merupakan butir terpenting. Setiap orang wajib bersikap sangat terbuka dalam segala hal menyangkut informasi yang disajikan. Jika penyaji menyajikan data, penyaji harus secara jujur menyebutkan apakah data itu hasil penelitian, atau diambil dari sumber lain yang juga harus disebutkan lengkap sesuai dengan kelaziman duniah ilmiah. Khusus dalam hal subjek penelitian, kerahasiaan yang bersangkutan perlu dijaga sehingga penyaji tidak boleh menyebut nama subjek peneliti terkait.
2.      Pemandu (moderator).
                  Modertor memandu jalannya presentasi. Etika yang harus dijaga oleh moderator adalah moderator harus adil dan taat jadwal.
a.       Adil.
            Moderator harus adil dalam arti bahwa semua peserta sedapat mungkin memperoleh kesempatan yang relatif sama dalam berpartisipasi aktif selama forum berlangsung. Keseimbangan wilayah dan kesetaraan gender harus benar-benar dijaga, begitu juga dengan keseimbangan persoalan yang diangkat. Perlu diperhatikan bahwa peserta yang diberi kesempatan berbicara tidak terkonsentrasi pada sisi kiri, sisi kanan, deretan depan, deratan tengah, atau deretan belakang. Mengenai keseimbangan gender, perlu dijaga agar peserta laki-laki dan perempuan sama-sama memperoleh kesempatan secara proporsional. Persoalan yang diangkat perlu juga diperlakukan secara adil. Jangan sampai pembicaraan hanya terpusat pada salah satu persoalan. Seorang moderator perlu mengingatkan peserta atas persoalan-persoalan lain yang sama-sama penting untuk dibahas.
b.      Taat jadwal.
      Moderator harus menaati waktu yang telah ditetapkan, yaitu:
a.       Moderator seyogyanya tidak terlalu banyak mengambil waktu untuk komentar yang tidak fungsional.
b.      Moderator harus mengatur waktu yang digunakan oleh semua pihak, baik oleh penyaji maupun oleh peserta. Oleh sebab itu, moderator harus memiliki keberanian untuk  menginterupsi pembicaraan seseorang agar taat waktu. Cara mengingatkan orang yang molor waktu perlu santun tetapi sekaligus tetap tegas sehingga tidak menganggu suasana akademik yang telah dibangun bersama.
3.      Notulen.
                  Notulen mencatat hal-hal yang penting terutama berkenaan dengan gagasan/konsep/usulan, saran, dan pengusulnya. Semua hal yang terungkap dalam forum perlu dicatat secara rapi. Hasil catatan yang telah ditata ringkas sebaiknya dicetak dan dibagikan kepada semua orang yang terlibat. Hal ini memberikan kesempatan bagi pemilik gagasan/konsep untuk meluruskan jika ada hal yang kurang tepat.
4.      Peserta.
                  Peserta menyimak presentasi dan memberikan tanggapan. Setiap peserta juga harus jujur pada dirinya sendiri. Artinya, peserta akan bertanya apabila tidak tahu, akan mencari klarifikasi apabila masih bingung atau belum yakin, akan mengecek apakah pemahamannya sudah benar dan sebagainya. Selain itu, setiap peserta wajib menghargai pendapat /gagasan orang lain dan hal ini mensyaratkan bahwa peserta wajib menyimak apabila ada orang yang berbicara. Dengan selalu menyimak orang lain, peserta akan bertindak secara tepat. Misalnya, ketika orang lain telah mengusulkan gagasan, peserta tidak akan berbicara seolah-olah dialah pengusul pertama gagasan tersebut. Ketika suatu pertanyaan telah diajukan peserta lain, dia tidak akan mengulangi pertanyaan tersebut. Ketika peserta telah menyatakan sesuatu  dan dia menyetujuinya, dia dapat mengungkapkan dukungannya.
                  Terkait dengan perilaku bertanya untuk memperoleh klarifikasi atau informasi, satukewajiban penanya adalah menyimak jawaban dari penyaji. Akan lebih bagus jika penanya mengungkapkan apresiasi terhadap jawaban yang telah diberikan. Satu hal yang harus dihindari adalah meninggalkan ruangan tempat forum sebelum jawaban diberikan. Atau kalau penanya memang harus pergi, kewajiban penanya adalah meminta maaf dan minta izin untuk meninggalkan ruangan. Bertanya untuk memperoleh klarifikasi atau informasi , suatu kewajiban penanya adalah menyimak jawaban dari penyaji. Akan lebih bagus jika penanya juga mengungkapkan apresiasi terhadap jawaban yang telah diberikan.
                  Semua pihak wajib melakukan tugasnya dan menjaga agar semuanya berjalan dengan lancer sesuai dengan aturan main yang telah tetapkan. Sehubungan dengan orientasi keberhasilan inilah etika harus dijaga.
                  Etika berkenaan dengan keyakinan dan prinsip mengenai mana yang benar dan mana yang salah dan mana yang secara moral benar dan berterima. Satu nialai yang harus dipegang dalam menjaga etika adalah “menjaga perilaku agar tidak merugikan orang lain.” Kerugian mencakup kehilangan hak atau kesempatan, kehilangan muka, dan tersinggung perasaannya. Kehilangan muka dapat terjadi apabila aib atau kekurangan diungkapkan secara vulgar. Bila seseorang telah melakukan sesuatu yang sangat berharga, dan mempunyai hak untuk mendapatkan pengakuan. Etika dalam forum ilmiah harus dijaga agar tujuan forum dapat tercapai dengan baik.
                  Satu hal yang harus dipegang oleh pnyaji, moderator, maupun peserta adalah kemauan dan kemampuan untuk mengapresiasi tampilan orang lain di depan umum secara proposional.
C.     Hambatan berbicara dalam diskusi
Dalam menjalankan suatu kegiatan ada baiknya kita mempertimbangkan hambatan−hambatan yang mungkin ditemui. Dalam berdiskusi ada beberapa hambatan yang menjadi penghambat dalam penyajian materi diskusi.
Khusus dalam diskusi kelompok ini, hambatan−hambatan yang sering dijumpai, adalah sebagai berikut:
a)      Kegagalan memahami masalah;
b)      Kegagalan karena tetap bertahan terhadap masalah;
c)      Salam paham terhadap makna−makna setiap kata orang lain;
d)     Kegagalan mebedakan antara fakta−fakta yang”dingin“ dan pendapat−pendapat yang “panas”;
e)      Perselisihan pendapat yang meruncing tanpa adanya keinginan untuk berkompromi;
f)       Hilangnya kesabaran dalam kemarahan yang tidak tanggung−tanggung;
g)      Kebingungn menghadapi suatu perbedaan pendapat dengan suatu serangan terhadap pribadi seseorang;
h)      Mempergunakan waktu untuk membantah sebagi pengganti mengajukan pertanyaan−pertanyaan;
i)        Mempergunakan kata−kata yang bernoda (stigma words) yang menumpulkan pikiran. (Silisbury, 1955: 195).

DAFTAR PUSTAKA
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.    Bandung:     Angkasa
Tim Dosen PBSID UNM. 2008. Pengembangan Keperibadian Bahasa Indonesia. Makassar. UNM.