Definisi dan Jenis Membaca


1Pengertian Membaca
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui kata-kata/bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui.
Dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi, berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian. Sebuah aspek pmbacaan sandi adalah menghubungkan kata-kata tulis dengan makna bahasa lisan yang mencakup pengubahan tulisan/cetakan menjadi bunti yang bermakna. (Anderson 1972 : 209-210).
Adapun pengertian membaca menurut para ahli sebagai berikut:
a.       Tampubulon (1993) menjelaskan pada hakekatnya bahwa membaca adalah kegiatan fisik dan mental untuk menemukan makna dari tulisan, walaupun dalam kgiatan itu terjadi pengenalan huruf-huruf. Dikatakan kegiatan fisik, karena bagian tubuh khususnya mata, yang melakukannya. Dikatakan kegiatan mental karena bagian pikiran khususnya persepsi dan ingatan terlibat di dalamnya.
b.      Smith (Ginting, 2005) menjelaskan bahwa membaca adalah suatu proses membangun pemahaman dari teks yang tertulis.
c.       Burn, Roe, dan Ross (1984), menjelaskan bahwa membaca adalah proses penerimaan symbol oleh sensori, kemudian menginterpretasikan symbol, atau kata yang dilihat atau mempersepsikan, mengikuti logika atau pola tata bahasa dari kata-kata yan ditulis penulis, mengenali hubungan antara symbol dan suara antara kata-kata dan apa yang ingin ditampilkan, menghubungkan kata-kata kembali ke pengalaman langsung untuk memberikan kata-kata yang bermakna dan mengingat apa yang mereka pelajari di masa lalu dan menggabungkan ide baru dan fakta serta menyetujui minat individu dan sikap yang merasakan tugas membaca.  
d.      Tarigan (1985) menjelaskan bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca, untuk memeroleh pesan, suatu metode yang dipergunakan untuk berkomunikasi dengan diri sendiri dan kadang-kadang orang lain, yaitu untuk mengomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat pada lambang-lambang tertulis.
e.       Fichiaro dan Bonomo (Tarigan, 1985) menjelaskan bahwa membaca adalah memetik serta memahami arti makna yang terkandung di dalam bahan tertulis.
f.       Juel (Sandjaja, 2005) mengartikan bahwa membaca adalah proses untuk mengenal kata dan memadukan arti kata dalam kalimat, dan struktur bacaan, sehingga hasil akhir dari proses membaca adalah seseorang mampu membuat initisari dari bacaan
g.      Spache & Spache ( Petty & Jensen, 1980), mengemukakan bahwa membaca adalah proses yang kompleks yang terdiri atas dua tahap. Tahap pertama merupakan tahap dimana individu melakukan pembedaan terhadapa apa yang dilihatnya, selanjutnya individu berusaha mengingatnya kembali, menganalisa, memutuskan, dan mengevaluasi hal yang dibacanya.
h.      Stauffer (Petty & Jensen, 1980) menganggap membaca merupakan transmisi pikiran dalam kaitannya untuk menyalurkan ide dan gagasan. Selain itu, membaca dapat digunakan untuk membangun konsep, mengembangkan perbendaharaan kata, memberi pengetahuan, mengembangkan proses pengayaan pribadi, mengembangkan intelektualitas, membantu mengerti dan memaham problem orang lain, mengembangkan konsep diri dan sebagai suatu kesenangan.
i.        Ginting (2005) menyebutkan bahwa membaca merupakan proses ganda meliputi proses penglihatan dan proses tanggapan. Proses penglihatan dijabarkan oleh Waman & Rinsky (Ginting, 2005), sebagai proses penglihatan, membaca bergantung pada kemampuan melihat simbol-simbol oleh karena itu mata melakukan peran penting. Dan sebagai proses tanggapan dijabarkan Ahuja ( Ginting, 2005), membaca menunjukkan interpretasi segala sesuatu yang kita persepsi.
j.        Hudgson (1960:43) mengatakan membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan penulis melalui kata-kata dalam bahasa tulis.
k.      Abdullah (1990:2) mengungkapkan bahwa membaca adalah salah satu kegiatan aktif mencari informasi yang kita dapat dalam bacaan.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat ditarik simpulan bahwa membaca adalah proses pemahaman tulisan guna mendapatkan informasi berupa ilmu, pengetahuan, maupun hiburan oleh para pembaca.

2Membaca Sebagai Suatu Keterampilan
Setiap guru bahasa haruslah menyadari serta memahami benar bahwa membaca adalah suatu keterampilan yang kompleks, yang rumit, yang mencakup atau melibatkan serangkaian keterampilan-keterampilan yang lebih kecil. Dengan perkataan lain, keterampilan membaca mencakup tiga komponen, yaitu:
a.       Pengenalan terhadap aksara serta tanda-tanda baca;
b.      Korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur linguistik yang formal;
c.       Hubungan lebih lanjut dari A dan B dengan makna atau meaning (Brouhton (et al ) 1978 : 90 ).
Keterampilan A merupakan suatu kemampuan untuk mengenal bentuk-bentuk yang disesuaikan dengan mode yang berupa gambar, gambar di atas suatu lembaran, lengkungan-lengkungan, garis-garis, dan titik-titik dalam hubungan berpola yang teratur rapi.
Keterampilan B merupkan suatu kemampuan untuk menghubungkan tanda-tanda hitam di atas kertas – yaitu gambar-gambar berpola tersebut – dengan bahasa. Adalah tidak mungkin belajar membaca tanpa kemampuan belajar memperoleh serta memahami bahasa-bahasa. Hubungan-hubungan itu jelas sekali terlihat terjadi antara unsur-unsur dari pola-pola tersebut di atas kertas dan unsur-unsur bahasa yang formal. Sesuai dengan hakikat unsur-unsur linguistik yang formal tersebut, pada hakikatnya sifat keterampilan itu akan mengalami perubahan-perubahan pula. Unsure-unsur itu dapat merupakan kelompok bunyi kompleks yag dapat disebut sebaga kata, frase, kalimat, aragraf, bab,  atau buku. Unsur itu dapat pula berupa unsure yag paling dasar, yaitu bunyi-bunyi tunggal yang disebut fonem.
Keterampilan ke tiga atau C yang mencakup keseluruhan keterampila membaca, pada hakikatnya merupakan keterampilan intelektual ; ini merupakan kemampuan atau abilitas untuk menghubungkan tanda-tanda hitam di atas kertas melalui unur-unsur bahasa yang formal, yaitu kata-kata sebagai bunyi, dengan makna yang dilambangkan oleh kata-kata tersebut. (Broughton) (et al ) 1978 : 90).
3
  Kebiasaan Membaca yang Perlu Dihindari
Disadari atau tidak, setiap orang membawa kebiasaan membaca yang buruk sehingga memperlambat kecepatan baca. Kebiasaan buruk yang lazim dimiliki orang adalah sebagai berikut:
  • Vokalisasi
  • Gerakan Bibir
  • Gerakan Kepala
  • Regresi
  • Sub Vokalisasi
Kita akan membahas satu persatu bagaimana kebiasaan tersebut menghambat dan bagaimana cara menghilangkannya.
a.       Vokalisasi
Sesuai namanya, vokalisasi berarti melafalkan apa yang dibaca. Tingkat vokalisasi ini berbeda-beda pada tiap orang termasuk tinggi rendahnya bunyi yang dilafalkan. Kebiasaan vokalisasi diduga muncul ketika pertama kali kita belajar membaca dan diminta melafalkannya. Masih ingatkah Anda kalimat-kalimat berikut ketika belajar membaca di masa kanak-kanak dulu?
Ini Budi
Ini Ibu Budi
Ini Bapak Budi
Ya, Anda diminta melafalkannya keras-keras di depan kelas. Secara tidak sadar Anda terus melafalkan apa-apa yang dibaca meskipun kini suaranya sudah lebih pelan.
Vokalisasi akan menyebabkan kecepatan baca turun drastis menjadi setara kecepatan berbicara. Kecepatan bicara ini sangat lambat sekitar 120 kata per menit (word per minute/wpm) bahkan jika Anda termasuk orang yang berbicara dengan cepat sekalipun.
Menghindari vokalisasi cukup mudah. Setiap kali membaca, ambil sebuah pensil atau ballpoint dan letakkan diantara kedua bibir Anda. Mulailah membaca dan rasakan kapan bibir Anda mulai bergerak untuk berbicara dan pensil atau ballpoint terjatuh. Sadari kondisi tersebut dan letakkan kembali pensil atau bollpoint diantara kedua bibir Anda. Lanjutkan membaca dan pastikan pensil tidak terjatuh kembali.
Lakukan hal ini terus menerus dalam beberapa minggu sampai Anda bisa menghilangkan kebiasaan melafalkan bahan bacaan tanpa perlu menggunakan pensil diantara kedua bibir.
b.      Gerakan Bibir
Gerakan bibir sangat mirip dengan vokalisasi. Bedanya adalah jika vokalisasi mengeluarkan suara, maka pada gerakan bibir hanya ada gerakan saja tanpa disertai suara. Karena alat berbicara yang digunakan pada dasarnya sama yakni menggunakan bibir dan lidah Anda, maka dapat dipastikan kecepatan membaca dengan cara ini juga setara dengan kecepatan berbicara.
Coba Anda amati orang-orang di sekitar Anda, apakah ada yang membaca tapi bibirnya terus menerus bergerak seperti melafalkan sesuatu? Perhatikan pula apakah diri Anda melakukan hal yang sama. Jika ya, maka itulah yang dinamakan gerakan bibir. Kebiasaan ini muncul sama seperti vokalisasi yakni ketika kita mulai belajar membaca dan terbawa sampai sekarang. Bedanya kalau dulu harus dilafalkan keras-keras, maka sekarang cukup dengan gerakan bibir tanpa bersuara.
Cara menghilangkan kebiasaan buruk ini sama dengan cara menghilangkan vokalisasi. Gunakan pensil atau ballpoint di antara kedua bibir Anda ketika membaca. Jika pensil tersebut jatuh, maka dapat dipastikan bibir Anda bergerak. Ulangi kembali dan teruskan membaca dengan cara tersebut sampai Anda bisa menghilangkan gerakan bibir bahkan ketika sudah tidak menggunakan pensil sebagai alat bantu.
c.       Gerakan Kepala
Kebiasaan berikut ini relatif lebih ringan dari kedua kebiasaan yang pertama. Kebiasaaan buruk berikutnya adalah menggerakkan kepala dari arah kiri secara teratur perlahan-lahan bergerak ke kanan mengikuti alur bahan bacaan. Gerakan kepala ini seringkali dilakukan pula bersamaan dengan pola gerakan mata dengan alur yang mirip.
Gerakan kepala dalam membaca akan mengurangi kecepatan baca karena Anda membutuhkan waktu tertentu untuk melakukannya. Sebenarnya tanpa menggerakkan kepala seperti itu bahan bacaan sudah dapat terlihat dan terbaca. Namun dengan gerakan kepala biasanya seseorang ingin memastikan bahwa apa yang dibaca sebelumnya telah lewat dan gerakan tersebut mengindikasikan proses perpindahan ke bahan bacaan berikutnya.
Kebiasaan menggerakkan kepala muncul dari kebiasaan membaca per suku kata atau membaca kata per kata. Pada proses membaca seperti ini, bahan bacaan dikelompokkan dalam satuan terkecilnya yakni kata per kata atau bahkan Cuma per suku kata. Dengan demikian kecepatan baca akan terbatas meskipun tidak selambat orang yang membaca dengan vokalisasi atau gerakan bibir.
Dengan menghilangkan kebiasaan ini biasanya sekaligus akan menghilangkan kebiasaan membaca kata per kata dan mulai berusaha menangkap beberapa kata sekaligus.
Cara menghilangkan kebiasaan buruk ini dengan menempatkan jari di pipi kanan Anda ketika membaca. Lakukan hal tersebut dan rasakan ketika kepala Anda mulai bergerak dan jari Anda mulai menekan pipi. Ketika itu terjadi maka sadarilah bahwa Anda telah menggerakkan kepala dan hindari hal tersebut. Ulangi terus sampai 2-3 minggu sampai Anda bisa menghilangkan kebiasaan menggerakkan kepala tadi.
Jika menggunakan jari kurang efektif, coba pakai pensil yang ditempatkan pada pipi Anda. Biasanya tekanannya akan lebih terasa dan Anda lebih mudah menyadari kapan telah melakukan gerakan kepala.
d.      Regresi
Regresi adalah sebuah kebiasaan membaca bahan bacaan kemudian mengulangnya kembali karena khawatir apa yang baru saja dibaca tidak terpahami. Regresi paling sering dialami mahasiswa yang akan menghadapi ujian apalagi jika sebelumnya tidak punya persiapan. Ketika membaca suatu paragraf akan muncul perasaan kurang yakin bahwa paragraf tersebut telah dimengerti kemudian berusaha mengulang lagi dari awal paragraf atau awal baris sampai beberapa kali.
Ternyata kebiasaaan regresi ini cukup dominan dimiliki seseorang meskipun sudah bisa membaca lebih cepat dari orang kebanyakan. Regresi dianggap suatu cara untuk memastikan pemahaman akan bahan bacaan. Dalam satu halaman, seseorang bisa melakukan regresi 20 sampai 25 kali.
Pada pembaca cepat, regresi juga masih terjadi meskipun dalam frekuensi yang lebih jarang. Untuk menghindari regresi dapat dilakukan dengan berusaha membaca secepat mungkin. Selain itu Anda dapat menggunakan selembar kertas yang digunakan untuk menutupi baris yang sudah dibaca sebelumnya. Dengan cara ini tidak ada kesempatan untuk melihat lagi baris yang sudah dilewati.
Apakah kita tidak boleh melakukan regresi? Bukankah pengulangan dibutuhkan untuk memahami suatu bacaan?
Jawabannya adalah Anda boleh mengulang tapi setelah menyelesaikan suatu bab atau suatu bagian tertentu yang cukup besar. Pengulangan seperti ini diperlukan untuk menguatkan apa-apa yang sudah dibaca untuk diingat dan dipahami dengan baik

   Jenis-jenis Membaca
Ditinjau dari segi terdengar atau tidaknya suara pembaca waktu melakukan kegiatan membaca, maka proses membaca dapat dibedakan menjadi:
a.       Membaca Nyaring
Membaca nyaring adalah kegiatan membaca dengan menyuarakan tulisan yang dibacanya dengan ucapan dan intonasi yang tepat agar pendengar dan pembaca dapat menangkap informasi yang disampaikan oleh penulis, baik yang berupa pikiran, perasaan, sikap, ataupun pengalaman penulis.
Keterampilan yang dituntut dalam membaca nyaring adalah berbagai kemampuan, diantaranya adalah :
1. menggunakan ucapan yang tepat,
2. menggunakan frase yang tepat,
3. menggunakan intonasi suara yang wajar,
4. dalam posisi sikap yang baik,
5. menguasai tanda-tanda baca,
6. membaca dengan terang dan jelas,
7. membaca dengan penuh perasaan, ekspresif,
8. membaca dengan tidak terbata-bata,
9. mengerti serta memahami bahan bacaan yang dibacanya,
10. kecepatan bergantung pada bahan bacaan yang dibacanya,
11. membaca dengan tanpa terus-menerus melihat bahan bacaan,
12. membaca dengan penuh kepercayaan pada diri sendiri.
Membaca dalam hati adalah kegiatan membaca yang dilakukan dengan tanpa menyuarakan isi bacaan yang dibacanya.
Keterampilan yang dituntut dalam membaca dalam hati antara lain sebagai berikut:
1. membaca tanpa bersuara, tanpa bibir bergerak, tanpa ada desis apapun,
2. membaca tanpa ada gerakan-gerakan kepala,
3. membaca lebih cepat dibandingkan dengan membaca nyaring,
4. tanpa menggunakan jari atau alat lain sebagai penunjuk,
5. mengerti dan memahami bahan bacaan,
6. dituntut kecepatan mata dalam membaca,
7. membaca dengan pemahaman yang baik,
8. dapat menyesuaikan kecepatan dengan tingkat kesukaran yang terdapat dalam bacaan.
Secara garis besar, membaca dalam hati dapat dibedakan menjadi dua (I) membaca ekstensif dan (II) membaca intensif. Berikut penjelasan secara rinci kedua jenis membaca tersebut,
1)      Membaca Ekstensif
membaca ekstensif adalah membaca secara luas. Objeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Membaca ekstensif meliputi :
a)      Membaca Survai (Survey Reading)
Membaca survai adalah kegiatan membaca untuk mengetahui secara sekilas terhadap bahan bacaan yang akan dibaca lebih mendalam. Kegiatan membaca survai merupakan pendahuluan dalam membaca ekstensif.
Yang dilakukan seseorang ketika membaca survai adalah sebagai berikut :
(a) memeriksa judul bacaan/buku, kata pengantar, daftar isi dan malihat abstrak(jika ada),
(b) memeriksa bagian terahkir dari isi (kesimpulan) jika ada,
(c) memeriksa indeks dan apendiks(jika ada).
b)      Membaca Sekilas
Membaca sekilas atau membaca cepat adalah kegiatan membaca dengan mengandalkan kecepatan gerak mata dalam melihat dan memperhatikan bahan tertulis yang dibacanya dengan tujuan untuk mendapatkan informasi secara cepat.
c)      Membaca Dangkal (Superficial Reading)
membaca dangkal pada hakekatnya bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat luaran, yang tidak mendalam dari suatu bahan bacaan. Membaca jenis ini biasanya dilakukan seseorang membaca demi kesenangan, membaca bacaan ringan yang mendatangkan kesenangan, kegembiraan sebagai pengisi waktu senggang.
2)      Membaca Intensif
Membaca intensif atau intensive reading adalah membaca dengan penuh penghayatan untuk menyerap apa yang seharusnya kita kuasai. Yang termasuk dalam membaca intensif adalah :
a)      Membaca Telaah Isi
Membaca telaah isi terbagi atas beberapa macam yakni,
(1). Membaca Teliti
      Membaca jenis ini sama pentingnya dengan membaca sekilas, maka sering kali seseorang perlu membaca dengan teliti bahan-bahan yang disukai.
                                    (2). Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman (reading for understanding) adalah sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami tentang standar-standar atau norma-norma kesastraan (literary standards), resensi kritis (critical review), dan pola-pola fiksi (patterns of fiction).
                                    (3). Membaca Kritis
Membaca kritis adalah kegiatan membaca yang dilakukan secara bijakasana, mendalam, evaluatif, dengan tujuan untuk menemukan keseluruhan bahan bacaan, baik makna baris-baris, makna antar baris, maupun makna balik baris.
                                   
(Fhoto : Google Search)

(4). Membaca Ide
Membaca ide adalah sejenis kegiatan membaca yang ingin mencari, memperoleh, serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada bacaan.
                                    (5). Membaca Kreatif
Membaca kreatif adalah kegiatan membaca yang tidak hanya sekedar menagkap makna tersurat, makna antar baris, tetapi juga mampu secara kreatif menerapkan hasil membacanya untuk kehidupan sehari-hari.
c.       c
1.      Membaca Bahasa (foreign language reading )
Tujuan utama membaca bahasa adalah memperbesar daya kata (increasing word power) dan mengembangkan kosakata (developing vocabulary.
2.      Membaca Sastra (Literary Reading).
Dalam membaca sastra perhatian pembaca harus dipusatkan pada penggunaan bahasa dalam karya sastra. Apabila seseorang dapat mengenal serta mengerti seluk beluk bahasa dalam suatu karya sastra maka semakin mudah dia memahami isinya serta dapat membedakan antara bahasa ilmiah dan bahasa sastra. Dalam membaca sastra perhatian pembaca harus dipusatkan pada penggunaan bahasa dalam karya sastra. Apabila seseorang dapat mengenal serta mengerti seluk beluk bahasa dalam suatu karya sastra maka semakin mudah dia memahami isinya serta dapat membedakan antara bahasa ilmiah dan bahasa sastra.
Selain jenis membaca di atas, membaca juga terbagi atas beberapa macam yakni,
Membaca Berdasarkan Tingkatannya
Agustina (1990:10) membagi membaca menjadi 4 jenis, yaitu membaca permulaan, membaca inspeksional, membaca analitis, dan membaca sintopikal. Lebih lanjut jenis membaca tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a.       Membaca Permulaan
Membaca permulaan dianggap sebagai membaca tingkat dasar. Ini lebih mengutamakan kegiatan jasmani atau fisik. Kesanggupan menyuarakan lambang-lambang bahasa tulis serta menangkap makna yang berada dibalik lambang-lambang tersebut adalah sebahagian kegiatan yang dilakukannya.
b.      Membaca Inspeksional
Membaca inspeksional berkaitan dengan masalah waktu yang tersedia untuk membaca. Pembaca hanya mempunyai waktu yang relatif singkat, sedangkan pembaca harus menyelesaikan.
c.       Membaca Analitis
Membaca analitis bukan hanya sekedar menyuarakan lambang bahasa dan menangkap makna yang berada dibalik lambang itu saja, tetapi lebih dari itu, kegiatan mental setelah kegiatan jasmani pada pembaca jenis ini sangat diperlukan. Karena membaca analitis merupakan membaca lengkap, baik dan sempurna yang dilakukan dalam waktu yang tidak terbatas dengan tujuan menganalisa tentang bacaan yang dibaca
d.      Membaca Sintopikal
Membaca sintopikal ini menuntut pembaca untuk mempunyai waktu lebih banyak lagi, karena dalam membaca sintopikal pembaca harus menganalisis lebih dari 1 buku.
Dari keempat jenis tingkatan membaca di atas, membaca sintopikal-lah yang paling berat dan melelahkan. Namun membaca sintopikal atau membaca perbandingan ini memungkinkan pembaca memperoleh kepuasan, karena banyak informasi yang dapat diperoleh dengan membaca pada tingkatan ini.