Pungtuasi


Pernahka’ bermimpi menikmati air hujan di atas bukit teritinggi dan mauka bawaki pulang pelanginya ke halaman rumahku. Ah tapi mustahilki kurasa karena tidak adapi satupun setapak  yang saya tau untuk bawaka ke atas bukit. Tpi tidak, setelah kukenalki dia. Pelita yang buatki naluriku tersentak sedemikian hebat dan na buatka mengerti kehadiran hitam. yang buatka mengerti kalau tidak ada itu sesuatu yang mustahil terjadi. Mimpiku… bisama liatki, walau setapak yang harus kulalui itu sangat curam dan terjal, penuh belukar… bisamaka liatki…
v  Sesi kuburan (PAGI)
Alur flash back: aku lajang yang jalang seorang pemuda yang berhasil membawa pelangi tepat di atas kuburan ayahku, bercerita tentang kesakitanku menikmati rinai-rinai hujan sebelum berhasil menggenggam pelangi. Seoarang pemimpi yang selalu tidak sengaja untuk menentang adat.
Ay: bapak, rinduka kurasa mau berladang lagi sama kita, menuai padinya orang bersama-sama. Maafkanka kalau selama ini tidak jadika anak yang bae, kutentangi adatta yang setiap malam kita ceritakanka. Tapi, kusayang sekaliki kodong, dan liatma sekarang (sambil berlinang air mata)…
Mengingat masa lalu
v  Sesi sawah (MENJELANG MAGRIB)
Ay: oo bapak, kapanpi itu di kira-kira baru panen ki? (santai di pematangan sawah)
Bapaka: kenapaika?
Ay: tidakji …
Terdengar suara adzan dan mereka bergegas pulang.
Bapak: ayomi pulang (membawa peralatan sawah)
v  Sesi rumah saat makan malam
Ay: mama, tadi to cerita-ceritaka sama guru bahasa indonesiaku tentang Makassar, bagusna paeng di.. mauka kurasa kuliah di sana.
Adek 3: (berhenti makan) male kue apa itu Makassar?
Adek 2: dompala’na ine, bukan kue tolo , mamana’I colleng  amma kasra
Adek 1: edede talekangna ine, jngmko sembrang nu bilng disitu. Nda nuliaki itu bapak’e saki sakimi. Jammoko bermimpi deh.
Ay: kenapaika? Kenapa ko yang sewot? Ih, kan tidak apa apaji kalo orang bermimpi.
Bapak: (merelai)  sudahmi-sudahmi, taksakko nanti’e..

5 hari berikutnya: bapaknya sakit dan tidak meladang.
v  Sesi sawah (PAGI)
Adek: daeng..daeng.. (sambil menangis)
Ayyub: kenapako?
Adik: bapak, pulangki dulu cepat. Maumi kapang mati, tdk kelurmi napasna bedeng.
Ayyub; (lari tanpa berpikir panjang)
v  Sesi rumah (SIANG)
Keluarga memenuhi rumah dan tampak seorang sandro di sampingnya dengan dupa-dupa.
Ay: bapakkkkkk (berhamburan)
Susana tampak kacau. Sang adik terlihat membaca al-quran di samping sang ayah dan yang lainnya menangis di sudut. Sementara sang ibu memeluk jasad sang suami.
Suasana tiga hari berikutnya, ayyub masih terlihat murung dan masih tidak menerima kepergian ayahnya.

Mama: sudahmi nah, sekarang itu tugasnu  doakan mami bapaknu supaya tenangi di sana, di ampuni dos-dosana dan di lipat gandakanki semua amal ibadahna.
Ay: tidak mama, bukan begitu. Kenapa memangika dulu na tidak dibawaki di puskesmas? Apaji itu sandro? Na’blang guru agamaku tidak ada yang begitu-begitu.
Mama: jangko bilang begitu nak. Orang pintar itu sandro, dari dulumi itu kalo ada orang yang sakit, diaji yang obati.
(Ayyub tidak ingin berdebat semakin larut dengan mamanya dan dia masuk ke kamar.)
(Setelah kejadian itu, aku dan ibuku berusaha untuk menghidupi ke enam adik-dikku yang belum tahu apa-apa. aKu hampir putus asa dan berniat mengakhiri sekolahku. (suasana bekerja aku, ibu, dan, adik).

v  Sesi rumah pada malam hari

Ayyub: ma, berhentima sekolah de’mauka kurasa bekerja di tokona haji nai’, mauka bantu-bantuki supaya tidak sessa duduki menjahit begitu
Mama: janganmeki nak, sekolahmeki karena maumeki juga itu selesai. Mauja bikin kue baru ade-adenupa yang pergi jualki di pasar.
(Meneruskan sekolah dan kembali bertemu dengan ibu risna.)
Ibu risna: bagaimanami sekolahta nak? Mauki lanjut di mana nanti? Ada ini pendaftran PMJK di universitas  Makassar. Ibu kira mau sekaliki kuliah di jurusan yang berhubungan dengan  kebahasaan.
Ay: tidakji bu. Mauka tetap tinggal disni. Tidak ada bantu-bantu’i mamaku biayai adek-adekku. Lagi pula dri manaka dapt biaya?  Adaji memang uang kukumpul, uang dri hasil menang lomba menulisku dulu, tapi mauka pakeki untuk biaya pendaftaran sekolahnya adekku.
v  Sesi sekolah (PAGI HARI)
Ibu risna: tidak ada sesuatu yang tidak mungkin nak, selama ada usaha dan doata. Haruski percaya bahwa Tuhan tidak nasiaia-siakanngi hidupta. Hidup ini berjalan, semua akan ada waktunya. Berbakatki, janganki sia-siakan anugrah yang Tuhan titipkan. Mungkin kamu cuman perlu berusaha dua kali lebih keras dari orang lain.
Yah begitulah ibu risna, orang yang paling berjasa dalam hidupku. Orang pertama yang membuatku bermimpi. Yang menjadi inspirsi  dan mampu mengatakan “aku berbakat” di saat tak ada yang menghargai keberadaanku. Sebulan berlalu saat aku mengikuti tes PMJK. Dan hari ini kulihat namaku dipreteli oleh beberapa siswa yang mengharapkan kelulusn itu. Alhamdulillah, aku berada diurutan kedua.
Ay: LULUS…
v  Sesi kembali ke rumah
Tapi dilema kembali menghantui pikiranku. Bagaimanami harus kukatakan ini sama mamakku? Darimanama dapatkan biaya untuk ke kota? Bagaimana ku harus menentang adat?  Ini desaku, ini adatku. Jika  keluarka, itu berarti aku menentang adat yang mengharuskan aku, kami, dan sebelum kami untuk tumbuh, menetap, beristri, dan menghembuskan nafas terakhir di sini. Tabu rasanya, bahkan untuk bermimpi pun tak boleh.
Ayyub: mama, janganki marah nah, pammopporanga ma’ sebenarnya selama ini ikutka PMJK untuk bisa kuliah dan luluska. Mama, izinkanka kodong, bukannya mauka menentang adat, Cuma mauka ubahki nasibta . Janjika mama, kubuktikanki nanti semua orang kalau sekolah itu bias merubah nasibta.
Mama: kitaji saja nak, lakukanmi apa yang mau kita lakukan. Kurestui jeki nak. Kalu perlu pergika nanti pinjamkanko uang sama tantenu untuk sekedar biaya ke kota.
Sebelum ke kota, ku sempatkan bertemu dan berterima  kasih pada ibu risna.
Ibu risna: ini nak, ada sedikit biaya untukmu. Tpi maaf, hanya begini yang bisa ibu kasiki.
Ayyub: tdak ushmi  bu, terima kasih.
Ibu risna: tdak, ibu ikhlas. Melihat kau berhasil sja, ibu sudah merasa senang.
Dan hari ini, tibami saatnya saya  pergi dengan cerita-cerita buruk yang menyertiku dari keluarga adatku. Tapi tidak pedulija, saya hanya perlu restu dari orang tuaku. Pergika ke kota berbekal dengan uang hasil tabungan beasiswku, bantuan seadanya dari ibu risna, dan uang mamaku yang tidak pernahku tahu dari mana asalnya. Tapi tidak, setelah kutauki dari adekku yang paling bungsu. mamaku  ternyata menjual mesin jahit satu-satunya ia miliki, satu-satunya mata pencaharian yang bantuki setelah meninggalki bapakku.
Sesi kota Makassar (siang)
Sampaima di kota, menumpanga tinggal sama salam, teman smaku dulu. Dia itu teman yang bae, terutama untuk Tuhannya. Banyakka belajar juga dan terinspirasi dari sikapnya yang sungguh memuliakan Tuhan.
Hari pertama berjalan. Fbs, kebanyakan citra negative yang aku dengar dulu, dri mahasiswa yang tauran, demo anarkis, dan sebgainna. Tapi tidak terlalu kupeduliji. (tampilkan dokumen2 tentang ospek)
Pmb,  yang lebih dikenal dengn ospek, ini bede salah satu proses yang harus kulewati untuk mendapatkan pengakuan seagai mahasiswa Fbs. “kalian ada disini, dan itu berarti kalian harus mengikuti budaya yang  ada di kampus ini”, gertak salah satu dewan bagi raja di kampus. Ada tonji beberapa yang tidak kubenarkan dari proses ini, dari budaya yang mereka agung-agungkan, tapi tetapji kujalani. Bercita-citaka supaya suatu saat nanti bisaka hapuski dan ubahki hal yang seharusnya diubah.
Ospek berakhir, dan perkuliahan pun dimulai. Hari yang sebenarnya, hari yang berat baru dimulai hari ini.Seperti kehidupan di kampus lain pada umumnya, ada yang apatis (here,lidya dan mgfirah), yang hedon (piu, rina, eva, sifra, febri dkk), yang antusias ( fatma,salam, ibnu, eki),dan yang kocak ( ayu dkk).  Aku tak tahu diri ini termasuk mahasiswa yang bagaimana.( shoot Susana belajar mengajar di kampus : Pak Juanda n Pak Sultan)
Tapi Alhamdulillah, aku betah, aku punya banyak teman yang sepaham denganku, di organisasi (shoot aspirasi) dan kelas (diskusi).Terlebih lagi perempuan itu, Dia Fatma, perempauan yang termanis yang pernah kukenal. Dia ramah, kaya tapi dia tidak pernah mempedulikan statusku. Aku nyaman dengannya.
Fatma : Yub, mauka minta tolong, bisa ji toch ?
Ayyub : Knapaki ?
Fatma : bisaki temanika ke perpus? ( membujuk)
Ayyub : capekka dech…nanti pi di ?
Fatma : ( muka cemberut)
Ayyub : yeee… mo’jo’ sie. Ayo mo ple !!! jang meki begitu belach, tidak sampe hatika lihatki, tmbah maniski kulihat ( meledek ).
            Di satu sisi aku sangat bahagia dengan kehadiran sosok Fatma di sampingku, tapi di sisi lain banyak orang yang meliht sebelah mata hubungan ini.
Mala : ihh…tidak serasinya itue
Ratna : Hmmm…betul sekali. Kalo peribahasanya bagai langit dan bumi.
Saat itu, Ayu, Anna, dan Baya kebetulan lewat dan mendengar  perbincangan Mala dan Ratna.
Ayu : Eh, Baya. Masa’  Ayyub sama Fatma pacaranki!
Anna : aii cemburukumi gank (sambil melirik baya)
Baya : Aaaaa tidak bisa, tidak mungkin itu.
Ayu : duluan ka dulu nagh !
Ternyata saat itu, si gokil ( Ayu ) berlari ke kelas.Dalam suasana  mahasiswa yang sibuk dengan urusan masing-masing, Ayu datang membuat suasana itu menjadi gaduh.

Ayu : Woi…oii…skandal baru di kelas B. Fatma sama Ayu pacaran..
Rina : Masa’ ? apa kata dunia ???
 Sipra : Iya kagh ? ihh… tidak percyaka.
Ayu : Seriuska…ada sekarang di perpus landing.Ayo kesanaki kalo tidak percaya.Itue kwdonk cemburumi Baya.
Asma : apa tonk si hubunganya sama Baya ?
Ayu : Mmmm blumpi pale km tau, itu Baya nakssirki sama Ayyub
Tak lama setelah kegaduhan itu, Baya datang dengan raut eajah yang mendung…
Irma : Aiii….cemburuma saya…( menyinggung)

v  Sesi di kost (SIANG)
Seperti di kampung, hidupku seadanya disini. ( dishoot…makan di kost dengan menu intel, bekerja sebagai  menjual tulisan pada penerbit sampai menjadi tukang batu  ).
v  Sesi di tempat kerja (SIANG)
Ayyub bekerja dengan tetap semangat walau keringat membasahi sekujur tubuhnya karena sangat kelelahan dia pun beristrahat, tiba tiba di kejutkan dengan suara mandor
Mandor : mauko kerja atau mauko apa?
Ayyub langsung pergi kerja. Fatma yang tidak sengaja lewat dan melihat ayyub.
Ayyub : alhamdullillah, makasih ya Allah.(kasi’ uang oleh mandor, SAMBIL MENGHITUNG UANG)
Sementara itu, ibu di kampung harus kuat menutup telinga dari sumbang-sumbangan tetangga yang meragukan ushaku menuntut ilmu, mengukir hidup di kota.
Ibu 1 : kasianta di’ ? ( merujuk ke ibu Ayyub)
Ibu 2 : Iya, apa mi itu nakerja anakmu di Makassar ?
Mama : Kuliahki anakku di UNM.
Ibu 2 : Eh, tidak percayaka, kuliah itu banyak biaya nabutuhkan
Ibu 1 : apalagi Makassar itu bagaimana, rawan  kejahatan, apa2 mahal, mau tinggal dimana. Jangan sampe jadi  gembelji di kota…
Mendengar hal itu, ibu berlalu pergi dengan  membendung  air mata.
v  Sesi kampung  (PAGI)
(Ibunya menangis sambil memikirkan suaminya ketika  masih hidup)
Pa’ sungguh berat beban deritaku, harus menghidupi ke 7 anak’ta , pa’ tidak sanggupmeka kurasa hidup begini(pikir  wajah suaminya)hmhmhm tapi demi harapanta,, demi cita2ta haruska’ tetap hidup…(sambil meneteskan air mata).
Adik 3 : mama, knapaki menangis ?
Mama : tidak tau apa masuki mataku, nak ! (berusaha menutupi derita batin)
v  Sesi Kampus (PAGI)
Pyou: dari mana ko kemarin, we padahal kerennya kau filmnga.
Ayyub:nda…a..a.a.nu, lagi kerja ka tugas
(tiba2 tiba datang fatma bersama )
Fatma : tugas jadi buruh bangunan?
(Ayyub terdiam)
 Fatma: nyantemeki, tdak apa-apaji, justru kagumka dengan orang seperti kita. Bekerja tanpa harus diketahui orang lain.
( di shoot makan bersama dg Fatma di warung, belanja di minimarket. Namun Fatma yg membiayai semua itu )
            Bertambahlah kekagumanku dan kedekatanku dengannya. Dia betul-betl pendengar yang baik. Aku mulai mencintainya, tapi aku tidak mau membebaninya dengan statusku yang jauh lebih berbeda. Aku takut mengatakannya, jadi kubiarkan saja terus seperti ini. Mengalir, tapi aku yakin dia tahu kalau aku sungguh menaruh hati pada pribadinya.
Tak berharap lebih, tapi bermimpi untuk menaruh hati di kantung matanya…
Dia tak tahu dan tidak akan pernah kuberi tahu….

v  Sesi di warkop Cora ( Malam )
Suasana tampak beberapa mahasiswa yang tergolong tajir sedang nongkrong sambil OL.
Rina : Fatma, apanya itu Ayyub kau suka kagh ?
Fatma : ada tonk ha yg tidak kau tau.
Ibnu : Tapi, tidak malu ko jalan ma dia, tak ada modal.
Fatma : Aiii, tidak pedulikak bilangki apa, saya ji yang jalani ini, bukan kalian.Yang pastinya ada sesuatu yang saya temukan sama dia dan itu tak adapada orang lain, ( pergi karena jengkelnya )
Dua tahun berlalu, dan ayyub masih tetap saja miskin. Melihat ayyub yang sedang melamun, piu pun datang dan menghampirinya
Piu: woi, kenapako siang bolong begini melamun? Edede pasti kau lammunkanki lagi fatma to?
Ayyub: tidakji…
Piu: edede jangan lalomeko sembunyikanki, ceritameko, sapa tau bisaka bantuko. Janganmeko pedulikan perkataannya pa’ mappasesse kalo orang sipit itu tidak bisa dipercaya. Hehehe becandaji..
Ayyub: tidak, anu… kau taumi to bagemana kehidupanku. Saya ini orang miskin, benarki tawwa nabilang ana-ana, kalo tidak sepantasnyaka berada disini. Orang kere kok masih tetap memikirkan pendidikan.
Piu: kenapako bilang begitu? Kukira biasameko dibilangi begitu?
Ayyub: capekkama piu, capek sekalima. Selama ini sudah semuami kurasa kulakukan apa yang  bisa kulaukan tapi Sampe sekarang masih tetap tongja miskin. Masih tetap dihina. Jenuh ma kurasa terus  begini. Sepertinya titik jenuhku sudah sampaimi pada klimaksnya. Merasahka kalau semua doa dan usahaku selama ini tidak pernahji dikabulkan Tuhan. Tetapja  hina.
Piu: janganmeko pikirkanki tolo, yah begitumi Tuhan memang tidak pernah adil. Dari kecil mace paceku berpisah dan haruskak tinggal sama nenekku karena mereka semua kawin lagi, terlebih lagi ada semuami anaknya. Tidak pernahka dipedulikan. Tidak adil to? Dari pada kau pusing-pusing pikirkanki ketidak adilannya Tuhanmu, bagemana kalo sebentar malam  pergiki malming dan menikmati suasana malam kota Makassar. Hitung-hitung refresingmeko juga. Na’bilang my broku, belumpeko injakki Makassar kalo belum pernah peko pergi ke nusantara dan sekitarnya.
Ayyub: ada apakah itu di nusantara? Kaya tempat makan-makan kuliner khas nusantara iyo?
Piu: hahaha, bukan dongo, pergimeko saja, nantipi nuliatki, pasti bakalan seru… dijamin, kalo tidak seru uang kembali… hahahah, kalo mauko kujemputko sebentar malam di kostmu.
Ayyub: iyo pale nantipi diliatki.
(Ayyub memikirkan ajakan Piu )
Karena rasa penasarannya, ayyub pun memenuhi ajakan piu. Dan malam harinya ( shoot pantai losari dan suasana malam kota Makassar )
Lama Salam menunggu kedatangan Ayyub, sudah pukul 2 malam ia tak Nampak. Kemudian  Ayyub yang datang dengan keadaan ngantuk berat dan tidak biasanya ayyub pulang selarut malam itu…Melihat hal itu, Salam kaget.
Salam : Astagfirullah… bau lakoholko? Eh, alkohol maksudku, sorry salh ucaT,  Wei sudahko minum pasti to?
Salam menghampiri Ayyub…dan menamparnya,,
Salam :  wei, sadar jeko itu ??? keluargamu susah payah di kampung sementara apa yang ko lakukan disini…. Kenapako begini kah? beginimi janjimu sama bapakmu ???
Ayyub : sudah mo deh, nda usahmoko urusi urusanku,,,hhoammm…ngantukka. ( langsung pergi tidur)
Salam: aztagfirullah, bahwasanya ibaratnya kodrat manusia adalah berbakti kepada tuhannya, berbakti kepada orang tua, dan kepada sesama dan segala sesuatunnya akan di mintai pertangguggjawabannya..apakah sebenarnya tujuanmu ke makasaar?(lama tidak menjawab salam menoleh kea rah Ayyub)salam dengan wajah jengkel sambil menggelengkan kepala).

v  Sesi di DG (SIANG)
Ayyub melamun memikirkan kejadian pada malam itu
Fatma : kenapaki?
Ayyub: tidakiji.
Fatma: kenapa 3 hari belakangan ini tidak pernahki masuk kuliah dan tidak ada kabar’ta?
Ayyub: tidakji, pergimeki dulu , mauka sendiri!
Fatma: oh iye, tapi kalo ada yang mau kita cerita panggilma saja.
Ayyub akhirnya sadar, aztagfirullah … apa yang telah kulakukan? Tidak seharusnya sya begini. Sudah kukecewakanmi semua orang-orang yang sayang dan percaya sama saya. Bagaimanami kalo sampai mamakku, fatma, dan  keluargaku di kampung kalo sampai natauki. Huhhh..
Ayyub sadar, dan segera mencari salam untuk meminta maaf atas kelakuannya malam itu.
Ayyub: salam, maafkanka nah, tidak seharusnya saya begini. Khilafka pada saat itu. Kau taumi to, bagaimana beratnya hidupku selama ini. Kauji temanku yang kupunya disini.
Salam: jangan cuman minta maaf sama saya, minta maafko juga sama ALLah Swt, terutama waktu ku’nasehatiko baru tidurjeko pale…
Ayyub: hahaha, iyo pastimi itu.
Terdengar suara azan dan mereka pun bergegas untuk ke musollah.
Salam: aztagfirullah dzuhurmi pale, ayomi sholat sekalian ko bertaubat.
Ayyub: ok, ayomi…
Setelah kejadian saat itu, aku semakin sadar akan tujuanku berada di sini. Aku teringat dnkemudian yakin Tuhan tidak akan menyia-nyiakan hidupku. Aku kembali menekuni hobiku, menulis dan kembali aktif di organisasiku (shut kegiatan aspirasi pada saatberdiskusi dan sebagainya). Aku lumayan disukai oleh teman-teman di lembagaku karena aku seorang yang loyal dan pekerja keras, kata mereka. Aku selalu mempunyai ide-ide kreatif untuk membangun lembaga di kampusku. Di lembaga, kami mempunyai program-program kerja yang sangat berkualitas. Kami selalu melakukan sesuatu yang bermanfaat terutama di bidang pendidikan. Kami mempunyai banyak prestasi diantaranya (tampilkan dokumentasi kegiatan proker dan beberapa piala). Tidak hanya di lembagaku, lembaga lainpun seperti itu (shut kegiatan-kegiatan di lembaga-lembaga lain). Jurusan kami merupakan satu-satunya jurusan yang terbanyak dan terlengkap di dunia dan itu diakui. Satu lagi yang baru kutau dari kampus ini, baruka tauki sisi lain lain dari kampus ini, setelah bergabungka dengan mereka. Mereka yang berkualitas, para-para pemikir yang betul-betul peka terhadap lingungan sekitar. Pemikran awamku tentang citra kampusku yang mereka citrai negtaif, semakin terkikiski setelah mampuka buktikanki snediri. Alhamdulillah, dapatka juara satu dari perlombaan karya tulis ilmiah mahasiswa se-indonesia.
Sekarang cahaya terang  itu mulai samar. Awan itu terasa semakin dekat untuk kusentuh. Sekarang aku telah lulus meski dengan waktu 5 tahun. Meski lagi-lagi ibuku harus menulikan telinganya dari cerita-cerita buruk tentang saya di sini.
Warga: kenapami itu anakmu na belumpi selesai? Apami itu na bikin di sana?
Yah begitulah, karena difikiran mereka selama ini sarjana S1 itu hanya ditempuh dengan waktu 4 tahun.
Alhamdulilah lulusmeka dengan IPK tertinggi di angkatan wisudaku. Ini semua tidak lepas dari bantuan fatma, salam, piu yang akhirnya sadar dan bersungguh-sungguh menyelesaikan kuliahnya, dan teman-temanku yang sungguh menyayangiku (shut kegembiraan saat di wisuda )
Kini saatnya saya pulang membawa pelangi yang kumimipikan untuk ibuku. Mustahil jika pada saat itu, mereka yang melihatku pulang dengan erhasil meraih gelar S1, yang tidak merasa bangga. Jangan ditanya lagi. Orang yang paling menagisiku adalah ibuku dan tentu ibu risna, dian (pelita) yan membuatku berani bermimpi dan menentang adat (shut saat-saat mereka bertemu).
v  Sesi kuburan (PAGI)
Kembali  ke kuburan bapak
Ayyub : Bapak, sengajaka datang kesini sebelum pergikak ke Jogja intuk lanjutkanki S2ku… Restuika sekali lagi bapak. Dan aku akan berjanji menjaga ibu dan adik-adik untukmu…
Aku beranjak meninggalkan kuburan bapakku dan meninggalkan toga di atas batu nisannya…
Ayyub: bapak,  kutinggalkan toga ini untuk menemanimu. Kau bisa meraskan bau keringat yang masih tersisa di situ ketika kau merindukanku.

Proses Pembuatan Fil mPungtuasi
Sekarang aku menyadari, bahwa di dunia ini hanya ada dua pilihan, hitam dan putih. Tapi tidak ada manusia yang benar-benar hitam dan dan yang benar-benar putih. Yang ada hanya abu-abu hitam dan abu-abu yang mendekati putih….