Mengenal Klausa dalam Bahasa

Ilustrasi (Sumber: Google)

           A. Pengertian Klausa
Klausa adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat. Klausa atau gabungan kata itu berpotensi menjadi kalimat .
Klausa adalah satuan sintaksis berupa runtunan kata-kata berkonstruksi predikatif. Artinya, didalam konstruksi itu ada komponen, berupa kata atau frase, yang berfungsi sebagai predikat, dan yang lain
berfungsi sebagai subjek, sebagai objek, dan sebagai keterangan. Selain fungsi predikat yang harus ada dalam konstruksi klausa ini, fungsi subjek boleh dikatakan bersifat wajib, seangkan yang lainnya bersifat tidak wajib.


          B.   Berdasarkan Fungsi
Istilah-istilah fungsi sintaksis, yaitu subjek, predikat, objek, dan keterangan. Didalam fungsi-fungsi itu dijelaskan sebagai “kotak-kotak kososng” yang kepadanya akan diisi oleh kategori-kategori yang mempunyai peran-peran tertentu, seperti pelaku, aktif, penyerta, dan sasaran. Dalam pembahasan tentang klausa fungsi-fungsi itu dibicarakan sebagai sesuatu yang tidak seperti “kotak kosong”, melainkan sebagai sesuatu yang bermakna dan berfungsi. Subjek dikatakan sebagai sesuatu yang menjadi pokok, dasar, atau hal yang ingin dinyatakan oleh pembicara atau penulis. Sedangkan predikat adalah pernyataan mengenai subjek itu.
     Klausa bedasarkan fungsi yaitu:
1.      Subjek.
Subjek adalah bagian klausa yang berwujud nomina, atau frasa nominal, pronominal, atau frasa pronominal yang kesemuanya menandai apa yang dikatakan oleh pembicara. Subjek biasanya mendahului predikat.
Subjek dan predikat dibedakan menurut hal-hal berikut:
a.       Urutan dalam klausa: subjek mendahului predikat
b.      Ciri morfologi. Predikat yang terdiri atas verba (predikat verbal sering ditandai oleh apik seperti me- dan ber-)
c.       Ketakrifan leksem. Subjek diisi oleh leksem takrif (seperti itu, sang, atau anam diri), sedangkan predikat (terutama predikat nominal) diisi oleh leksem tak takrif (pronominal). Contoh:
-          Kami sekeluarga berlibur
-          Berenang itu  menyehatkan
Kedua klausa itu merupakan klausa inti karena terdiri atas subjek (kami sekeluarga, berenang itu) serta predikat (berlibur, menyehatkan). Kedua klausa itu dapat menjadi inti kalimat, yang bagian-bagiannya juga tetap menduduki fungsi subjek dan predikat, seperti:
-          Kami sekeluarga bulan yang lalu berlibur di Bali
-          Berenang itu ternyata dapat turut menyehatka fisik dan mental.
2.      Objek
Objek adalah bagian klausa yang berwujud nomina atau frasa nominal yang melengkapi verba transitif. Objek dikenai perbuatan yang disebutkan dalam predikat verbal. Objek dapat dibagi menjadi objek langsung dan objek tak langsung.
Objek langsung adalah objek yang langsung dikenai perbuatan yang disebutkan dalam predikat verbal. Sedangkan objek tak langsung adalah objek yang menjadi penerima atau yang diuntungkan oleh perbuatan yang terdapat dalam predikat verbal.
 Contoh objek langsung:
-          Bibi sedang menanak nasi
-          Ibu membawa minuman
Nasi pada contoh di atas merupakan objek bagi verba menanak  dan minuman menjadi objek pada verba membawa.
Contoh objek tak langsung:
-          Bibi sedang menanakkan nasi untuk kita semua
-          Ibu membawakan minuman untuk ayah
Kita semua objek tak langsung bagi verba menanakkan, sedangkan untuk ayah objek taklangsung bagi verba membawakan.
Objek  langsung (OL) masih dibedakan atas objek langsung afektif (OLA) dan objek langsung efektif (OLE). Objek langsung afektif (OLA) adalah objek langsung yang dikenai oleh perbuatan yang terdapat dalam predikat verbal tetapi tidak merupakan hasil perbuatan itu. Contoh:
-          Mereka menyampuli surat
(S)                   (P)                   (OLA)
Mereka            menyampuli     surat
          Selanjutnya, objek langsung efektif (OLE) adalah objek yang ditimbulkan sebagai hasil perbuatan yang terdapat dalam predikat verbal. Contoh :
-          Mereka menulis surat
(S)                   (P)                   (OLE)
Mereka            menulis            surat
3.      Pelengkap
Pelengkap biasa juga disebut dengan komplemen yang juga merupakan unsur klausa. Pelengkap adalah nomina, frasa nominal, atau frasa adjectival yang merupakan bagian dari predikat verba yang menjadikan predikat itu lengkap.
            Contoh:
-          Ia menjadi guru
-          Uangnya bertambah banyak
-          Pak Ali menganggap Susi patung yang bisu
-          Saya dianggap kancil
Kata guru, banyak, patung yang bisu, dan kancil pada klausa-klausa itu adalah pelengkap. Karena merupakan bagian dari predikat verbal dari masing-masing konstruksi tersebut.
Berdasarkan hubungan antara pelengkap, subjek, dan objek. Pelengkap dapat dibedakan:
a.       Pelengkap subjek, misalnya:
Ia menjadi guru
b.      Pelengkap objek, misalnya:
Pak Ali menganggap Susi patung yang bisu
c.       Pelengkap pelaku, misalnya:
Roti saya dimakan Ali
      Pelengkap pelaku adalah bagian klausa berupa nomina, frasa nominal, pronominal, atau frasa pro nominal yang melengkapi predikat verba pasif dan secara semantic merupakan pelaku
d.      Pelengkap musabab, misalnya:
-          Adik kehilangan uang
-          Ia bermandikan keringat
Pelengkap musabab adalah bagian klausa berupa nomina atau frasa nominal yang melengkapi verba pasif berkonfiks ke-an dan bermakna penderita atau yang melengkapi verba berstruktur ber-V-kan
e.       Pelengkap homonimi, misalnya:
-          Wartawan bersenjatakan pena
-          Negara Indoesia berdasarkan pancasila
-          ia tidur berselimutkan embun
pelengkap homonimi adalah bagian klausa berupa nomina atau frasa nominal yang secara semantis merupakan spesifiksi dari nomina yang terdapat dalam predikatnya.
f.       Pelengkap resiprokal, misalnya:
Irak pernah berperang dengan Iran
Pelengkap resiprokal adalah bagian klausa berupa nomina atau frasa nominal yang melengkapi verba resiprokal (verba kesalingan)
g.      Pelengkap pemeri, misalnya:
-          Tuti bersuami kaya lagi gagah
-          Ia beruang banyak
Pelengkap pemeri adalah bagian klausa yang berupa adjektiva, frasa adjektiva, numeralia, atau frasa numeralia yang memberikan sifat atau jumla dalam predikatnya
4.      Keterangan
Keterangan merupakan baian luar inti klausa yang berfungsi untuk meluaskan atau membatasi makna subjek atau predikat.
Adapun keterangan yaitu:
a.       Keterangan akibat adalah bagian klausa yang merupaka akibat terjadinya predikat.
Contoh:
Penjahat itu ditembak mati polisi
b.      Keterangan alasan adalah bagian klausa yang menyatakan alasan terjadinya predikat.
Contoh:
Berdasarkan pertimbangan itu ia tidak jadi datang
c.       Keterangan alat adalah bagian klausa yang berupa nomina atau frasa nominal yang menyatakan alat yang dipakai untuk melakukan tindakan yang dinyatakan oleh predikat.
Contoh:
Ahmad memotong rumput dengan gunting
d.      Keterangan asal adalah bagian klausa yang menyatakan bahan terbuatnya predikat.
Contoh:
Gong besar ini terbuat dari logam
e.       Keterangan kualitas adalah bagian klausa yang menyatakan bagaimana kualitas atau dalam kaitan apa predikat.
Contoh:
Ia berjalan lambat
f.       Keterangan kuantitas adalah bagian klausa yang menyatakan jumlah, derajat, keterangan atau perbandingan antara predikat dengan yang lain.
Contoh:
Ia bersiul berulang kali
g.      Keterangan modalitas adalah bagian klausa yang mengungkapkan kepastian, kemungkinan, harapan, kesangsian atau kebalikan dari itu semua.
Contoh:
Mustahil paman mau datang malam bagini
h.      Keterangan berlawanan adalah bagian Klausa yang menyatakan keadaan atau peristiwa yang bertentangan dengan apa yang disebut predikat.
Contoh:
Meskipun hujan deras ia tetap pergi ke kampus
i.        Keterangan peserta/penyerta adalah bagian klausa yang berupa nomina atau frasa nominal yang ikut serta melakukan tidakan yang dinyatakan oleh predikat.
Contoh:
Kakek pergi ke dokter bersama nenek
j.        Keterangan perwatasan adalah bagian klausa yang menyatakan batas-batas predikat.
Contoh:
Ia dengan gembira menceritakannya lebih jauh lagi
k.      Keterangan objek adalah bagian klausa yang merinci atau memerikan objek.
Contoh:
Ia mencari suami yang gagah dan perkasa
l.        Keterangan sebab adalah bagian klausa yang menyatakan apa penyebab terjadinya predikat.
Contoh:
Ia tidak lulus ujian karena malas
m.    Keterangan subjek adalah bagian subjek yang merinci atau memerikan subjek itu sendiri.
Contoh:
Dosen baru itu sangat rajin
n.      Keterangan syarat adalah bagian klausa yang harus ada untuk mencapai apa yang dinyatakan dala predikat.
Contoh:
Kalau tidak hujan ia pasti datang
o.      Keterangan tempat adalah bagian klausa yang menyatakan tempat terjadinya predikat, yakni berkaitan dengan tempat asal, arah atau tempat yang ditinggalkan.
Contoh:
Ia pergi ke kamar
p.      Keterangan tujuan adalah bagia klausa yang menyatakan apa yang dituju oleh predikat.

Contoh:
Ia bekerja keras untuk menghadapi keluarganya.
q.      Keterangan waktu (temporal) adalah bagian klausa yang menyatakan tentang waktu terjadinya predikat yakni berhubungan dengan bilamana, berapa lama, sejak kapan, dan sampai kapan.
Contoh:
Kemarin sore gunung itu meletus
r.        Keterangan similatif adalah bagian klausa yang menyatakan kesetaraan atau kemiripan dengan yang dinyatakan predikatnya, keterangan tersebut selalu berbentuk frasa dengan preposisi, seperti: laksana, dan bagai.
Contoh:
Tekatnya teguh laksana gunung karang
s.       Keterangan kesalingan (resiprokal) adalah keterangan yang menyatakan bahwa perbuatan yang dinyatakan oleh predikat dilakukan secara silih berganti.
Contoh:
Kami merundingkan pemulihan hubungan diplomatic satu sama lain
    C.   Berdasarkan kategori
Berdasarkan kategori (kelas kata) unsur segmental yang menjadi predikatnya dapat dibedakan antara lain:
1.      Klausa verbal
Klausa verbal adalah klausa yang predikatnya berkategori atau berupa verba.
Contoh:
-          Nenek mandi
-          Kakek menari
-          Matahari terbit
Klausa verba terdiri atas:
a.       Klausa transitif yaitu klausa yang predikatnya berupa verba transitif, seperti nenek menulis surat, kakek membaca buku silat.
b.      Klausa intransitive yaitu klausa yang predikatnya berupa verba intransitive, seperti nenek menangis, adik melompat-lompat.
c.       Klausa refleksif yaitu klausa yang predikatnya berupa verba refleksif, seperti nenek sedang berdandan, kakek sedang mandi.
d.      Klausa resiprokal yaitu klausa yang predikatnya berupa verba resiprokal, seperti mereka bertengkar sejak kemarin, Israel dan Palestina akan berdamai.
2.      Klausa nominal
Klausa nominal adalah klausa yang predikatnya berupa nomina atau frasa nomina.
Contoh:
-          Kakeknya petani di desa itu
-          Dia dulu dosen linguistik
-          Pacarnya satpam bank swasta
3.      Klausa adjektival
Klausa adjektival adalah klausa yang predikatnya berkategori adjektiva, baik berupa kata maupun frasa.
Contoh:
-          Ibu dosen itu cantik sekali
-          Bumi itu sangat luas
-          Gedung itu sudah tua sekali
4.      Klausa adverbial
Klausa adverbial adalah klausa yang predikatnya berupa adverbial.
Contoh:
Bandelnya teramat sangat
5.      Klausa preposisional
Klausa preposisional adalah klausa yang predikatnya berupa frasa yang berkategori preposisi.
Contoh:
-          Nenek di kamar
-          Dia dari Makassar
-          Kakek ke pasar baru
-           
6.      Klausa numeral
Klausa numeral adalah klausa yang predikatnya berupa kata atau frasa numeralia.
Contoh:
-          Gajinya lima juta sebulan
-          Anaknya dua belas orang
-          Mobilnya delapan buah