Guru dan Media Sosial


Berbicara mengenai Guru sebagian besar dari kita tentu sangat akrab dengan gelar tenaga pendidik yaitu pahlawan tanpa tanda jasa, heheh itu dulu.Sekarang guru dalam hal ini yang notabene nya Pegawai Negeri Sipil dibekali dengan beberapa tunjangan, sebut saja salah satunya Sertifikasi. Dalam tulisan saya kali ini tidak akan membahas terlalu jauh mengenai tunjangan sertifikasi ini, akan tetapi mari kita sedikit mengintip mengenai kinerja Guru sebagai Tenaga Pendidik pada zaman perkembangan teknologi yang begitu pesat. 
Sedikit menyiggung judul diatas, kenapa juga media sosial dibawa-bawa, kan korelasi atau hubungan nya hampir tidak bersinggungan. Nah maka dari itu mari kita tarik hubungan yang akan terjalin mesra antara guru dan media sosial.
Sumber: Dokumen Pribadi

Guru dalam menjalankan tugasnya tentunya tidak dapat terlepas dari pengajaran dan pendidikan. Berbicara mengenai pendidikan itu sangat erat kaitannya dari segi etika, moral, atau Afektif sedangkan apabila membahas mengenai pengajaran itu sangat erat kaitannya dengan pengetahuan, ilmu, atau Kognitif. Mana nih media sosial nya?Sipp lanjut, Dalam era globalisasi ini, murid-murid sangat akrab dengan yang namanya SmartPhone atau Handphone Pintar. 
Dikatakan smartphone karena HP jenis ini dapat menjalankan berbagai Fungsi diantaranya sebagai alat komunikasi, sebagai alat mencari informasi, edit foto, video dan masih banyak lagi lainnya. Bisa dikatakan pada saat ini informasi yang sampe ke Murid-murid tidak bisa dibatasi oleh gurunya, teringat pemandangan sekitar tahun 1990an hingga tahun 2000an terlihat siswa cerdas dikelas ialah mereka yang bisa mengakses buku pegangan Guru nya dan yang tidak bisa mengakses maka akan terlihat canggung, lucu kan. 
Dengan adanya media sosial para murid dapat mengakses berbagai informasi dari berbagai belahan dunia, sangat tidak lucu jika murid dengan smarthphone dan media sosial nya sangat melek informasi dihadapkan pada guru yang masih tabu dengan smartphone hanya bisa mengakses informasi dari Koran, itupun jika sempat membaca. Yang saya maksud disini adalah ditengah kemajuan teknologi, secara langsung mempengaruhi perubahan sosial dalam hal ini gaya hidup masyarakat, perubahan ini juga tentunya berdampak pada pendidikan yang tuntutannya semakin kompleks. 
Jika perkembangan tuntuan pendidikan semakin maju tetapi tidak didukung oleh perkembangan tenaga pendidik maka sangat mustahil untuk mendorong potensi peserta didik yang sangat bisa dikembangkan.
Mari kita salami lebih lanjut, masih ingat kurikulum 2013? Masih ingat juga bagaimana realisasi kurikulum ini dihentikan ditengah jalan. Salah satu penyebabnya adalah kebanyakan sekolah yang belum siap dengan sistem pembelajaran dengan kurikulum ini. Belum siapnya dimana, diantaranya adalah pembelajaran yang serba digital, penilaian yang sangat kompeks yang semuanya itu sangat menuntun kemampuan Guru. 
Namun sayangnya mayoritas tenaga pendidik belum bisa menyesuaikan dengan sistem ini yang berujung pada pemberhentian pernerapan kurikulum ini, padahal kurikulum 2013 ini sangat keren. Sekarang kita bayangkan keadaan dimana guru yang akrab dengan media sosial, tentunya informasi yang terbaru dapat diketahui dan menunjang proses pembelajaran di sekolah. Di media sosial juga guru bisa memantau sebagaimana GALAU nya murid-murid yang diajar oleh nya, di media sosial juga guru bisa berkomunikasi dengan para murid walaupun tidak pada jam pelajaran. Media sosial menawarkan banyak manfaat dalam mendukung proses belajar mengajar apabila dapat digunakan dengan baik oleh para tenaga pendidik.
Sekiranya perkembangan media sosial ini tidak dipandang secara negatif oleh para guru Karena naif jika ingin meghentikan perkembangan penggunaan media sosial ini.sekiranya para pendidik mengetahui penggunaan media sosial dan perangkat teknologi lainnya dalam mendukung sistem pembelajaran disekolah. Dengan melek nya teknologi dari para tenaga pendidik maka akan membawa manfaat kepada peserta didik dikarenakan guru dapat mengantarkan penggunaan media sosial ke arah yang baik.