![]() |
(Sumber Fhoto : Google Search) |
Ciri-ciri kalimat efektif: (memiliki)
1. KESATUAN GAGASAN
Memiliki subyek,predikat, serta unsur-unsur lain
( O/K) yang saling mendukung serta membentuk kesatuan tunggal.
Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan
yang dapat membantu keselamatan umum.
Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak
didukung subyek. Unsur di dalam keputusan itu bukanlah subyek, melainkan
keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai oleh
keberadaan frase depan di dalam (ini harus dihilangkan)
2. KESEJAJARAN
Memiliki kesamaan
bentukan/imbuhan.
Jika bagian kalimat itu
menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun
harus menggunakan di- pula.
Kakak menolong anak itu
dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
Kalimat tersebut tidak
memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu menggunakan
predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan predikat
pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.
Kalimat itu harus diubah :
1. Kakak
menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
2. Anak
itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
3. KEHEMATAN
Kalimat
efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Penggunaan kata
yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.
Bunga-bunga
mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.
Pemakaian
kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata
mawar,anyelir,dan melati terkandung makna bunga.
Kalimat
yang benar adalah:
Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.
4.
PENEKANAN
Kalimat
yang dipentingkan harus diberi penekanan.
Caranya:
v Mengubah posisi dalam
kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan
kalimat.
Contoh :
1. Harapan kami adalah agar
soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan
lain
2. Pada kesempatan lain, kami
berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
v Menggunakan partikel;
penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh :
1. Saudaralah
yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
2. Kami pun
turut dalam kegiatan itu.
3. Bisakah dia
menyelesaikannya?
v Menggunakan repetisi, yakni
dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh :
Dalam membina hubungan
antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara
pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami
antara satu dan lainnya.
v Menggunakan pertentangan,
yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam
bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh :
1. Anak itu
tidak malas, tetapi rajin.
2. Ia tidak
menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan
menyeluruh.
5. KELOGISAN
Kalimat
efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur
dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk
akal.
Contoh
:
Waktu
dan tempat saya persilakan.
Kalimat
ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda
mati yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah
misalnya ;
Bapak
penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.
Tags: ciri kalimat efektif
http://komunitasmahasiswa.info/2009/02/ciri-ciri-kalimat-efektif/