Membaca Cepat


1.      Pengembangan Kemampuan Membaca Cepat.
Pada abad informasi dan komunikasi yang serba cepat ini, dituntut memiliki kemahiran membaca yang efektif dan efisien. Salah satu alasannya, karena arus penyiaran informasi dewasa ini begitu membludak dan berjalan hampir tiada henti. Dengan demikian, jika seseorang yang menyandang jabatan professional tidak memiliki kemahiran membaca yang layak atau berkemampuan membaca yang efektif dan efisien, maka dapat dipastikan dirinya akan banyak mengalami hambatan dalam mengembangkan keprofesionalannya.
Menurut, Christine Nuttal (1989) pemahaman membaca seseorang itu pada dasarnya akan berbanding lurus dengan kecepatannya. Artinya, semakin cepat seseorang melakukan aktivitas membaca maka akan semakin tinggi pula tingkat pemahamannya. Sebaliknya seseorang yang lambat dalam membaca maka akan rendah tingkat pemahamannya. Sungguh tampaknya merupakan pernyataan yang controversial. Akan tetapi, memang begitulah kenyataannya berdasarkan hasil-hasil penelitian yang ia lakukan.
Tingkat kecepatan membaca dilakukan dengan menghitung banyaknya kata yang dapat dibaca setiap menit, sedangkan tingkat pemahaman isi wacana ditentukan dengan menghitung besarnya prosentase jawaban yang benar terhadap pertanyaan-pertanyaan isi wacana. Dengan demikian, membaca cepat dan efektif bukan hanya cepat, tetapi juga harus memperhatikan unsur pemahamannya.

2.     Faktor Penentu Kecepatan Membaca.
Faktor-faktor penentu kecepatan membaca. Ada tiga yang menentukan kecepatan baca seseorang, yakni:
a.       Gerak Mata
Waktu membaca mata bergerak mengikuti baris tulisan, ke kanan untuk tulisan huruf latin, ke kiri untuk tulisan huruf arab, ke bawah untuk tulisan huruf katakana atau kanji. Mata melihat tulisan guna mengenali kata demi kata untuk diketahui artinya, selanjutnya isi seluruh kalimat. Gerakan mata ini tidak sama antara pembaca yang satu dengan pembaca yang lain , ada yang cepat dan ada yang lambat.
Pembaca yang terlatih dan biasa membaca, gerak matanya lebih cepat. Sebaliknya, orang yang kurang biasa membaca atau yang tidak terlatih, gerak matanya dalam membaca lambat. Dalam mengenali isi tulisan gerakan mata sekali-kali berhenti. Perhentian gerak mata untuk memahami arti tulisan disebut fiksasi (pencaman, berasal dari mencamkan). Perhentian ini ada yang terjadi sekali setelah 3-4 kata, tetapi ada yang terjadi setelah tiap satu kata. Inilah yang menyebabkan gerakan mata ada yang cepat dan ada yang lambat. Karena tulisan bersambung terus, maka fiksasi yang satu selalu diikuti oleh fiksasi yang lain. Selang antara dua fiksasi disebut sakadik.
Untuk meningkatkan rentang pandangan, maka pandangan keliling pada mata kita perlu diperluas. Dengan memperluas pandangan keliling, maka gerkan mata dalam membaca akan lebih bebas, sehingga akan memperpanjang rentang pandangan.
b.      Kosa Kata
Tidak dapat diingkari bahwa makin sukar dan makin banyak materi yang terdapat pada sesuatu tulisan maka makin banyak pula kata-kata atau istilah yang dipergunakan didalamnya. Pemahaman seseorang terhadap apa yang dibacanya ditentukan oleh seberapa banyak kosa kata yang dimilikinya.
Hubungan kosa kata dengan kecepatan membaca tentu mudah dimengerti. Bilamana pembaca menghadapi bahan bacaan yang semua kata-katanya telah diketahui, tentu dia dapat membaca dengan kecepatan yang maksimal tanpa terganggu pemahamannya. Sebaliknya, apabila di dalam bacaan terdapat beberapa kata atau istilah yang tidak dikenal artinya, maka hal ini tentu menghambat kecepatan bacanya.
Tambahan kosa kata pada seseorang terjadi waktu dia mendengar dari guru atau mempelajari sesuatu yang baru. Oleh karena penambahan kosa kata dengan cara yang efisien ditekankan pula dalam latihan membaca cepat.
 Tujuan mempelajari kata-kata baru ialah untuk mengingat kata-kata tersebut sehingga dapat menggunakannya dalam percakapan, tulisan, mauapun dapat memahami jika menemuinya dalam tulisan atau pun dalam percakapan. Cara yang paling baik dalam memperkembangkan kosa kata ialah:
1)      Tulis kata-kata baru tersebut pada kertas ukuran 5×8 cm.
2)      Tuliskanlah arti kata tersebut pada halaman sebaliknya, dan disertai contoh penggunaannya dalam kalimat lisan maupun tertulis.
3)      Gunakanlah kata tersebut dalam setiap kesempatan baik dalam tulisan, diskusi, rapat, pidato dan sebagainya dengan kalimat yang benar
c.       Konsentrasi
Agar dapat membaca dengan efektif kita harus memusatkan perhatian kepada yang kita baca. Biasanya kalau sedang mempunyai masalah yang serius dan tak dapat menghilangkannya mungkin sekali kita tak dapat menangkap isi bacaan dengan baik. Terkadang kita bertanya kepada diri sendiri, “mengapa pikiran saya tidak kepada yang say abaca?” dalam keadaan seperti ini kita perlu mengalihkan pikiran itu kepada suasana yang biasa, dan setelah itu berhasil, barulah kita dapat berkonsentrasi lagi kepada apa yang kit abaca.
Membaca efektif harus dilakukan dengan penuh kesungguhan. Perbuatan semacam ini mempergunakan  keterampilan pembaca secara lengkap. Orang yang sedang membaca sebenarnya tidak senang diganggu perhatiannya. Buktinya kalau sedang membaca orang biasanya mencari tempat yang tidak terlalu sering terganggu. Demikian juga kalau belajar, kita ingin agar gangguan itu sekecil mungkin.
Boleh jadi ada orang yang dapat belajar sambil mendengarkan radio atau tape recorder, tetapi kiranya akan sukar dia memperoleh hasil yang memuaskan. Atau mungkin ada orang yang dapat membaca atau belajar di lingkungan yng ramai, tetapi ia tentu tidak menghendaki tempat seperti itu. Pendek kata orang yang perhatiannya terbagi tidak akan dapat membaca dengan pemahaman penuh.
Perlu diketahui bahwa orang yang dapat berkonsentrasi dengan baik bila mendapatkan lingkungan yang memungkinkan untuk itu. Tentu tidak mungkin kita akan menghilangkan suara-suara yang biasa terjadi. Cukuplah diusahakan agar hal-hal yang dapat mengacaukan bias ditekan sekecil mungki. Bila kita bisa berusaha menyatukan diri dengan apa yang kita baca tentu tidak mudah dikacaukan oleh gaanggun-gangguan yang kecil.
Membaca buku yang kurang menarik menyeabkn orang cenderung untuk mengantuk. Mereka sering telah membaca beberapa halaman tanpa ingat isinya sedikit pun. Kalau mendapati seperti ini, letakkan buku sebentar, carilah kegiatan yang dapat mengalihkan pikiran anda. Setelah itu ambil lagi buku itu dengan kesadaran akan pentingnya materi yang harus dikuasai. Dengan jalan begitu mungkin anda baru dapat membaca dan mulai memahaminya.
Perlu disadari bahwa tidak tepat mencampurkan bekerja dengan bermain. Jika kita dalam waktu bekerja, maka harus ekerja sungguh-sungguh. Perhatian harus kita curahkan kepada tugas itu.
Cara lain untuk membina konsentrasi ialah, carilah tempat  yang tepat untuk membaca, dan biasakan diri untuk membaca atau belajar di tempat yang tetap dengan jadwal tertentu. Kebiasaan demikian akan mempermudah usaha kita untuk berkonsentrasi. Bila ada di tempat itu untukmembaca atau belajar, maka dengan sendirinya kita segera siap untuk memulainya. Di perpustakaan pun dapat kita pilih tempat yang tetap untuk membentuk kebiasaan yang demikian itu.
Yang paling penting ialah kita harus mau melatih diri berdisiplin membentuk kebiasaan untuk kemajuan kita sendiri, sekaligus mengawasi diri sendiri dengan kecenderungan melakukan kebiasaan yang merugikan. Kita dapat mengatur kondisi membaca atau belajar yang terbaik dengan memilih tempat yang kita senangi.

3.     Penghambat Kecepatan Membaca
Membac lanjut (membaca surat kabar, membaca studi, termasuk juga membaca cepat), memang tidak perlu bersuara. Yang diperlukan dalam membaca lanjut ialah terjadinya proses mental, yaitu penyerapan informasi ke dalam pikiran pembaca. Ucapan dengan bibir akan mengganggu kelancaran proses ini.
Untuk mendapatkan kemampuan maksimal dalam membaca cepat, hal-hal yang dapat menghambat kecepatan membaca, yaitu:
a.       Subvocalisasi
Subvocalisasi ialah pengucapan kata-kata secara berbisik maupun dalam batin, yang terucapkan dengan kelas kata per kata, seperti kalau kita berjanji kepada diri sendiri, atau mencamkan definisi yang penting atau sukar.
Subvokalisasi ini sebenarnya merupakanpengaruh dari kebiasaan dalam pengajaran membaca di sekolah dasar, yaitu:
1)      Mengeja kata-kata menjadi suku kata, kata menjadi huruf;
2)      Mengucapkan berulang-ulang apa-apa yang dianggap penting oleh guru. Akibatnya setelah di perguruan tinggi pun kebiasaan ini masih terbawa, terutama waktu menemui hal-hal yang sukar atau yang penting
Dalam membaca cepat subvokalisasi ini memang merupakan gangguan yang paling berat. Karena itu kecenderungan ini harus dienyahkan. Atau kita kurangi sebanyak-banyaknya, dan hanya dilakukan untuk yang benar-benar penting.
b.      Regresi
Regresi ialah gerakan mata kembali kepada bagian kalimat yang telah dibaca. Gerakan kembali ini terjadi karena pembaca kehilangan hubungan pengertian antara kata yang baru saja dibaca dengan kata-kata sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh cara membaca yang terlalu lambat dengan maksud untuk berhati-hati agar tidak sampai terjadi kesalahan, lalu dibaca kata demi kata. Apalagi kalau pembaca masih berpegang kepada semboyang “biar lambat asal selamat”. Sedang kenyataannya, makin lambat membaca jadi makin tidak mengerti. Cara yang benar, pembacaan harus dilakukan per kelompok kata yang merupakan satu unit pengertian.
c.       Ketidaksiapan Mental
Hal semacam ini terjadi apabila pembaca masih dipengaruhi oleh masalah yang masih banyak meminta perhatiannya, seperti kejadian dalam rapat yang baru saja terjadi, pertandingan yang seru dan mengesankan, acara-acara yang akan dilaksanakandalam waktu dekat, dan sebagainya. Satu-satunya cara untuk menghilangkan hambatan ini ialah melupakan urusan itu semua dengan cara yang tepat bagi pembaca yang  bersangkutan.
Apabila seseorang terpaksa mempelajari buku yang tidak menarik perhatiannya, hal semacam ini dapat terjadi. Lebih-lebih kalau ada kesukaran mengenai kosa kata yang mengakibatkan terputusnya pemahaman. Dan untuk mendapatkan keterangan lain atau materi lain tak mungkin. Sedang pikiran kepada masalahyang lebih menarik makin mengganggu konsentrasinya. Keadaan seperti ini akan menjadi batu penarung yang cukup serius, dan akan sangat menghambat kelancaran membaca.
d.      Kurang Motivasi
Untuk memecahkan hambatan seperti ini pembaca perlu meninjau kembali apakah buku yang harus dibaca tersebut sungguh-sungguh penting. Kadang-kadang  peninjauan tersebut dapat menimbulkan keinginan atau motivasi. Tetapi sebaliknya sering juga menimbulkan keputusan tidak usah membaca saja. Oleh karenanya maka pembaca perlu berhati-hati dan jujur kepada diri sendiri dalam mempertimbangkannya.
Itulah hambatan yang sering ditemui ketika seseorang berusaha meningkatkan kemampuan membacanya. Berhasil atau tidak usaha meningkatkan kemampuan itu bergantung kepada sikap pembaca dalam menanggulanginya.

4.     Menemukan Ide Pokok Secara Cepat
5.     Meningkatkan Kecepatan Membaca
Kemampuan baca pada setiap orang berbeda-beda.  Kecepatan baca ini umumnya berkisar antara 200-800 kata per menit. Kecepatan ini pun pada seseorang tidak selalu membaca buku pengetahuan lebih lambat dibandingkan dengan membaca novel. Kalau membaca buku teks dengan kecepatan 200 kata per menit, membaca novel bisa 250 atau 300 kata per menit.
Langkah-langkah dalam meningkatkan kemampuan membaca ialah:
a.       Memeriksa kemampuan sendiri
Seseorang yang ingin meningkatkan kemampuan bacanya, harus menilai dirinya sendiri, sehingga sebelum usahanya dimulai kemampuan awal diri sendiri sudah diketahui dengan nyata.
Kemampuan yang mula-mula harus dinilai adalah kecepatan baca, kemudian menilai kemampuan pemahaman.
b.      Membaca terkontrol.
Membaca terkontrol ialah membaca tulisan yang dipancarkan dari sebuah proyektor ke dinding sejauh jarak baca. Dalam membaca terkontrol ini teks dari baris ke baris secara berurutan disajikan dalam kecepatan yang sama. Kecepatan ini dapat disetel menurut keinginan pemakai.
Dengan latihan ini pembaca terbantu dalam hal-hal sebagai berikut:
1)      Menjadi lebih teliti pengelihatannya.
2)      Mudah berkonsentrasi dan memusatkan perhatian pada bacaan.
3)      Menjadi lebih cepat dan sistematis dalam cara mengorganisasikan pikiran yang disampaikan oleh penulis.
4)      Menjadi lebih enak dan efisien dalam membaca.
Akibatnya pembaca akan dapat membaca lebih cepat dengan pemahaman yang lebih baik. Juga mendapat lebih banyak kenikmatan dari semua bacaan yang disajikan.
Sudah banyak dipelajari proses membaca dari penelitian, dengan menggunakan alat pencatat gerakan mata waktu seorang pembaca sedang aktif membaca. Orang itu sedang dites kemampuan bacanya. Sebuah foto listrik yang diperkuat, dan dicatat pada secarik kertas yang sensitive. Hasilnya berupa sebuah grafik catatan baca perseorangan yang berbentuk sebagai gambar pada halaman berikut.
Ketika fiksasi gerakan mata berhenti. Kebanyakan orang membuat 3 sampai 5 perhentian dalam satu detik. Pembaca yang baik memerlukan waktu lebih singkat untuk membaca huruf dibandingkan dengan pembaca lambat.
Beberapa manfaat dari pelaksanaan membaca terkontrol ialah:
1)      Pembaca dapat berkonsentrasi sepenuhnya pada informasi dari bacaan ketika pembaca mempelajari membaca lebih efisien.
2)      Penampakan huruf dari kiri ke kanan mengurangi membaca ulang atau regresi.
3)      Karena bacaan hanya diperlihatkan dalam waktu singkat dan kemudian bertutup, pembaca menjadi berkembang kepercayaan dirinya untuk menangkap pikiran-pikiran dari pembacaan yang pertama kali.
4)      Membaca pada kecepatan yang agak tinggi dari biasa membantu pembaca mengerti isi bacaan lebih baik, tetapi mata lebih sedikit berhenti. Sementara kecepatan yang lebih tinggi mendorong pembaca lebih memperhatikan, melihat, dan mereaksi lebih cepat dan lebih cakap mengorganisasikan pikiran.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, maka pembaca terkontrol harus dilatih tiga kali seminggu, paling sedikit 25 pertemuan dengan menyelesaikan 25 film.
c.       Dasar-dasar untuk menjadi pembaca yang efisien
Ada beberapa hal yang harus dihindari sekaligus menjadi dasar untuk menjadi pembaca yang efisien yaitu:
1)      Hindarilah gerakan bibir bila membaca untuk diri sendiri.
2)      Usahakan tidak sampai mengulang bacaan kalau sedang membaca. Jika Anda sedang berkonsentrasi baik-baik, Anda harus dapat maju dengan mantap memahami satu kalimat.
3)      Melatih kecepatan membaca dengan tekun dan teratur disertai kesungguhan untuk menerapkan cara-cara yang efisien sehingga membentuk kebiasaan yang berlaku secara otomatis.
Dengan terbentuknya kebiasaan ini disertai kemauan yang kuat untuk menerapkan kemampuannya dalam kegiatan sehari-hari, maka kemampuan ini akan memperbaiki produktifitas Anda.
d.      Latihan persepsi.
Latihan persepsi melatih kecepatan mata menangkap suatu bentuk huruf, kata, atau frasa. Seperti telah dikatakan di muka bahwa mata bekerja aktif dalam proses membaca mengenali bentuk-bentuk di atas, dan mengirimkannya ke otak.
1)      Latihan persepsi huruf
Latihan persepsi huruf ini bertujuan untuk melatih mata dalam menangkap kesatuan huruf
Caranya yaitu dengan menemukan secepat mungkin deretan kelompok huruf untuk mencari kelompok huruf yang sama dengan kata kunci di sebelah kiri.
Huruf kunci:
Pan                              pam                 pad                  dan                  pan
Psk                              dsk                  psk                   psp                   ksk
Ams                             asm                  mas                  sam                  ams
Kpn                             kpn                  kpt                   kmt                  kpm
Pai                               pal                   pan                  pai                   ipa

2)      Latihan persepsi kata
Latihan persepsi kata ini bertujuan untuk melatih mata dalam menangkap kesatuan kata
Caranya yaitu dengan menemukan secepat mungkin deretan kelompok kata-kata untuk mencari kelompok kata yang sama dengan kata kunci di sebelah kiri.
Kata kunci:     
Negara             negeri  neger   Negara nagara
Hujan              hutan   hujan   hujat    huma
Cadar              cakar    camar   catur    cadar
Kedai              kedap  kedai   kerap   kuda
Buka                buta                 buat                 buka                budak

3)      Latihan persepsi frasa
Latihan persepsi frasa ini bertujuan untuk melatih mata dalam menangkap kesatuan frasa
Caranya yaitu dengan menemukan secepat mungkin deretan frasa untuk mencari kelompok frasa yang sama dengan frasa kunci di sebelah kiri.
Frasa kunci:    
Ketenangan jiwa                     ketenangan batin
                                                            Kemenangan lawan
                                                            Ketenangan hati
                                                            Ketenangan jiwa
Generasi muda                        generasi lama  
                                                            Generasi muda
                                                            Generasi penerus
                                                            Generasi tua
                                                            Generasi kedua

4)      Latihan Pemahaman kata
Latihan ini berisi kata-kata kunci di sebelah kiri dan empat jalur kata-kata yang berisi sinonim dari kata-kata kunci di sebelah kiri, aritinya kita memahami kata-kata knci tersebut.
Kata kunci:
Sampai                        pergi    tiba                  pulang kembali
Wangi              enak                 hambar            harum  sedap
Hampa             udara   kurang sedikit kosong
Sedap              nyaman            lezat                 zahut   senang
Utuh                genap   lengkap            padu    padan
5)      Latihan pemahaman frasa
Latihan ini berisi sejumlah frasa pada jalur sebelah kiri dan frasa yang searti terdapat pada lajur-lajur di sebelah kanan.
Frasa kunci:
Bayar di muka                         membayar sebelumnya
                                                            Membayar awal bulan
                                                            Membayar di toko
                                                            Membayar sekaligus
Atas kerelaan anda                  semoga anda rela
                                                            Agar anda rela
                                                            Harap anda rela
                                                            Berdasarkan kerelaan anda
Di belakang layar                    yang bekerja di belakang
                                                            Yang mendalangi
                                                            Yang tersembunyi
                                                            Orang yang berpengaruh
6)      Latihan kecepatan
Untuk meningkatkan kecepatan membaca diperlukan banyak latihan dan harus disertai dengan kesungguhan agar dengan latihan itu dicapai peningkatan yang sesungguhnya. Dalam kecepatan, pembatasan waktu dipegang teguh. Latihan comprehension dilakukan dengan serta-merta(tanpa banyak merenung-renung seperti waktu ujian).
Hasil-hasil latihan tersebut dicatat dalam lembar catatan  sebagai berikut:
a)      Nomor 1 – 18 untuk menuliskan judul bahan bacaan yang dibaca.
b)      Angka 1 – 100 menunjukkan nilai pemahaman.
c)      Angka 140 – 560 menunjukkan kecepatan baca.
Setiap kali berlatih membaca cepat, hasilnya(nilai kecepatan dan pemahaman) dicatat pada lembar tersebut. Untuk nilai kecepatan dan pemahaman dengan memerikan tanda silang pada garis vertical dengan judul buku, sesuai dengan angka pada b dan c di atas. Dengan demikian kemajuan latihan waktu ke waktu mudah dapat diketahui dengan menghubungkan titik-titik yang menggambarkan nilai kemampuan hasil latihan tersebut.

6.      Strategi Membaca cepat.
Strategi membaca cepat, yaitu:
a.       Buat peninjauan lebih dahulu
Buat peninjauan lebih dahulu terhadap buku yang akan dibaca.
b.      Tingkatkan kecepatan baca
Orang Indonesia yang berpendidikan dapat berbicara dengan kecepatan sekitar 125-175 kpm. Pembaca keras yang baik dapat membaca dengan kecepatan kira-kira 225 kpm. Seorang anauncer professional dapat mencapai kecepatan baca sekitar 275 kpm. Tetapi otak yang tak perlu menyuarakan setiap kata dapat berpikir beberapa kali  lebih cepat dari kecepatan itu. Dengan perbedaan yang cukup jauh, tidak heran bahwa bila orang-orang yang cerdas membaca bacaan yang mudah pada kecepatan 150-250 kpm, pikiran  jadi mengembara ke mana-mana. Mata mungkin terus melihat ke halaman buku, tetapi pikaran tertuju kepada yang lain. Akibatnya pembaca yang demikian lupa permulaanya sebelum mereka selesai membaca. Untuk membaca kembali menurut pikiran mereka tidak siap, dan umumnya tidak dapat menguasai bacaan-bacaan yang panjang. Untuk menjaga pikiran lebih sibuk bila membaca, carilah bacaan-bacaan yang isinya menantang untuk  berpikir.
Doronglah kecepatan bicara yang menjadi kecepatan membaca. Dengan begitu bukan saj konsentrasi diperbaiki, juga leher dan tenggorokan jadi santai. Juga kita tidak perlu mendengar kata-kata.
c.       Yakinkan 100% pemahaman penuh.
Seorang pembaca cepat tidak membaca satu-satu kata. Peringtkan diri sendiri bahwa kehilangan beberapa kata atau pemahaman kurang dari 100% tak mengapa. Pemahaman 70-80% dalam membaca cepat bukan hanya mungkin, tetapi merupakan target.
(Fhoto : Google Search)
Mungkin dalam membaca cepat kehilangan beberapa kata dapat diterima. Jelas tidak semua kata-kata dapat dilewati begitu saja seperti: tidak, tetapi, bukan, dan semacamnya.
Kata-kata kunci membawa arti kalimat. Kata-kata itu ialah: subjek, predikat, keterangan, dan kata-kata penanda. Kata-kata tugas bersama-sama dengan keterangan-keterangan yang tidak penting boleh dilewati tanpa banyak mengubah arti. Kata-kata kunci harus dibaca dan dimengerti, tak pandang kecepatan bacanya. Pada kecepatan baca yang tinggi perbedaan kata kunci dengan kata tugas akan terjadi dalam praktik. Tetapi jika pembaca telah memiliki keterampilan pemahaman yang baik pasti dapat membedakan kata-kata kunci meskipun pada kecepatan rendah.
d.      Gunakan pembatasan waktu
Tindakan seperti ini tampak kurang menyenangkan. Tapi ingat, jika ini menyenangkan, namanya bukan membaca cepat. Kebanyakan orang membaca lambat karena tidak menentukan batas waktu untuk diri sendiri, dan tidak berpikir berapa banyak waktu yang berlalu.
Jika pembaca cenderung mudah melamun, dalam melatih diri membaca cepat gunakan jam di muka anda dalam latihan itu. Tekanan demikian akan membuat pembaca berusaha sebaik-baiknya. Membatasi waktu diri sendiri, dan mencatat kemajuan diri sendiri adalah cara termudah untuk membuat tekanan itu.
e.       Bantuan untuk mata
Ketika membaca sedikit pembaca yang menggunakan kekuatan mata secara penuh. Pembaca yang sangat hati-hati dan lambat, biasanya melakukan riksasi lima belas kali dalam satu baris yang berarti fiksasi terjadi pada setiap kata. Penelitian membuktikan bahwa untuk mengerti isi kalimat, mata hanya perlu 80% dari semua kata, dan lebih sedikit lagi kalau kita membaca mengikuti konteks. Pembaca yang lebih efisien dalam satu baris hanya empat kali melakukan fiksasi. Jelaslah bahwa makin cepat gerakan mata akan makin bertambah kecepatan baca dan lebih banyak dikirimkan satuan-satuan pikiran ke otak.
Cara menggunakan mata lebih efisien sebagai berikut:
(1)               Perlunaklah pandangan terhadap buku, dengan fiksasi tidak tertujukepada sebuah kata, melainkan terhadap sekelompok kata.
(2)               Mempersempit bidang baca. Maksudnya, dalam membaca, gerakan mata jangan sampai ke batas margin kiri atau kanan. Gunakan pandangan samping untuk menjangkau awal tulisan di sebelah kiri dan akhir tulisan di sebelah kanan.