Asal Usul dan Definisi Linguistik


Kata linguistik ( berpadanan dengan linguistic dalam bahasa Inggris, linguistique dalam bahasa Prancis, dan linguistiek dalam bahasa Belanda) berasal dari kata lingua (bahasa Latin) yang berarti bahasa. Di dalam bahasa-bahasa Roman terdapat kata yang serupa atau mirip dengan kata Lingua itu. Antara lain, lingua dalam bahasa Italia, lengue dalam bahasa Spanyol, langue dan langage dalam bahasa Prancis. Langue berarti bahasa tertentu, seperti bahasa Inggris, bahasa Jawa, dan bahasa Prancis.Sedangkan langage berarti bahasa secara umum yang bersifat menusiawi.

Ilustrasi (Sumber: Google)
Secara umum linguistik lazim diartikan sebagai ilmu bahasa atau ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya. Linguistik adalah ilmu yang mempelajari bahasa secara ilmiah (Kridalaksana, 1982:99). Secara lebih rinci dalam Webster’s New Collegiate Dictionary (Nikelas, 1988:10) dinyatakan linguistics is the study of human speech including the units, nature, structure, and modification of languageba ‘linguistik adalah studi tentang ujaran manusia termasuk unit-unitnya, hakikat bahasa, struktur, dan perubahan-perubahan bahasa. Dalam Oxford Advanced Learner’s Dictionary (Nikelas, 1988:10) dinyatakan linguistic adalah ilmu tentang bahasa yang menelaah, misalnya tentang struktur bahasa, pemerolehan bahasa dan tentang hubungannya dengan bentuk-bentuk lain dari komunikasi.

Pada paparan berikut ini dikemukakan beberapa defenisi bahasa diambil dari berbagai sumber sebagai bahan kajian.
1. Bahasa adalah alat komunikasi antara masyarakat, berupa lambing bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf, 1984:16).
2. Bahasa adalah alat yang sistematis untuk menyampaikan gagasan atau perasaan dengan memakai tanda-tanda, bunyi-bunyi, gesture, atau tanda-tanda yang disepakati yang mengandung makna yang dapat dipahami (Woster’s Third New International Dictionary of the English Language, 1961:1270).
3. Bahasa adalah system lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerjasama, berinteraksi, serta mengidentifikasi diri (Kridalaksana dan Kentjono, 1982:2).
4. Bahasa adalah sistem simbol vokal yang arbitrer yang memungkinkan semua orang dalam suatu kebudayaan tertentu atau orang lain yang memelajari sistem kebududayaan itu untuk berkomunikasi atau berinteraksi (Finochiaro, 1964:8).

Kalau ditelaah mendalam keempat definisi di atas, tampaklah persepsi yang berbeda-beda tentang pengertian bahasa. Perbedaan itu dapat dilihat dari sudut pandang para ahli berdasarkan eksistensi bahasa itu. Definisi 1 dan 2 disuatu puhak berbeda dengan definisi 3 dan4 sebagai pihak yang lain. Definisi 1 dan 2 menitikberatkan pandangan pada fungsi bahasa itu sebagai alat komunikasi. Hal itu menunjukkan bahwa definisi 1 dan 2 masih memiliki acuan yang luas, yaitu segala sesuatu (semua alat) yang dapat digunakan untuk menyampaikan gagasan dan pesan. Keluasan definisi 1 dan 2 diatas tampak pula bahwa tanda yang dimaksudkan dalam bahasa bukan hanya tanda bahasa ( linguistic sign ), tetapi juga tanda-tanda lain, termasuk gestur. Keluasan lain dari definisi 1 dan 2 diatas adalah semua bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, termasuk bunyi siul, batuk dan sebagainya ditafsirkan sebagai bunyi bahasa.

Berbeda dengan defenisi 1 dan 2, defrnisi 3 dan 4 menitikberatka pada cirri-ciri atai sifat-sifat bahasa ( karakteristik bahasa ). Beberapa hal yang menarik untuk disimpulkan sebagai unsur persamaan pada defenisi 3 dan 4 diatas, adalah a) bahasa merupakan suatu sistem; b) sebagai system, bahasa bersifat arbitrer; dan c) sebagai system arbitrer, bahasa dap[at digunakan untuk berinteraksi, baik dengan orang lain maupun diri sendiri.