Kalimat adalah satuan gramatik yang didahului dan
daiakhiri kesenyapan akhir yang berisi pikiran yang lengkap dalam ujaran.
Ciri-ciri kalimat, yaitu:
a.
konstruksi sintaksis terbesar yang terdiri atas dua kata atau lebih,
b.
diakhiri dengan intonasi atau tanda baca,
c.
merupakan konstruksi sintaksis yang mengandung unsur predikasi,
d. terdiri
atas unsurS dan P dengan atau tanpa O, Pel, atau K.
Dari pengertian dan ciri-ciri di atas maka:
a. kalimat
dapat hanya terdiri dari satu kata, beberapa frasa, maupun beberapa klausa;
b. kalimat
terdiri dari berbagai fungsi yang membentuk satu pola pikiran;
c. kalimat
memiliki intonasi dan penjedaan atau tanda baca;
d. kalimat
merupakan konstituen untuk wacana.
Contoh:
-
Adiknya gagah.
S P
-
Byan bermain bola.
S P O
-
Ibu berbicara tentang pernikahanku.
S P Pel
-
Ayah sedang pergi ke kantor.
S P Ket
Macam-Macam Kalimat
Macam-macam kalimat dapat ditinjau dari berbagai
sudut, yaitu: 1) jumlah klausanya, 2) bentuk sintaksisnya, 3) kelengkapan
unsurnya, dan 4) susunan subjek dan predikatnya. Macam-macam kalimat dari
keempat tinjauan sudut tersebut sebagai berikut.
1.
Berdasarkan Jumlah Klausanya
a. Kalimat
Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas
satu klausa.
Contoh:
- Dia
akan tidur.
- Kami
mahasiswa pascasajana Unnes.
- Ia
menjadi dosen bahasa Indonesia di luar negeri.
Berdasarkan kategori predikatnya kalimat tunggal
dibedakan menjadi:
1) Kalimat
Berpredikat Verbal
Kalimat verbal dapat dikelompokkan berdasarkan
kemungkinan kehadiran nomina atau frasa nominal objeknya, yaitu:
(a)
Kalimat Taktransitif
Kalimat taktransitif adalah kalimat yang tak
berobjek dan tak berpelengkap hanya memiliki dua unsur fungsi wajib, yakni
subjek dan predikat.
Contoh:
- Bu Kades
sedang memasak.
-
Rambutannya memerah.
- Dia
berlari (dengan sepatu barunya).
(b)Kalimat Ekatransitf
Kalimat ekatransitif adalah kalimat yang berobjek
dan tidak berpelengkap dan memiliki tiga unsur wajib, yakni subjek, predikat,
dan objek.
Contoh:
- Dosen itu
memberi tugas sebagai pengganti ujian semester.
- Andi
menyetir mobil barunya dengan kecepatan tinggi.
- Lelaki
itu menusukkan pisau tepat dijantung korbannya.
(c)
Kalimat Dwitransitif
Kalimat dwitransitif adalah kalimat yang mempunyai
objek dan pelengkap .
Contoh:
- Ani
sedang mencuci.
- Ani
sedang mencucikan baju.
- Ani
sedang mencucikan baju adiknya.
Kalimat verbal dapat pula dibedakan berdasarkan
peran subjeknya, yaitu:
(a)
Kalimat Aktif
Kalimat aktif adalah kalimat yang predikatnya kata
kerja aktif. Verba aktif ditandai dengan prefiks me- atau memper-.
Contoh:
- Kakak
menulis novel.
-
Tanteku selalu menyaksikan acara gosip di televisi.
- Rina
memperpanjang SIM-nya.
(b)Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang predikatnya
berupa verba pasif, biasanya ditandai dengan perfiks di- atau diper-.
Contoh:
- Novel ditulis kakak.
- Acara
gosip di televisi selalu disaksikan tanteku.
- SIM
itu diperpanjang oleh Rina.
2) Kalimat
Berpredikat Adjektival
Kalimat berpredikat adjektival adalah kalimat yang
predikatnya berupa frasa adjektiva (kata sifat).
Contoh:
-
Kakeknya sakit.
-
Perkataan orang itu salah.
- Baju
yang ia pakai agak aneh.
3) Kalimat
Berpredikat Nominal
Kalimat berpredikat nominal adalah kalimat yang
predikatnya berupa frasa nomina.
Contoh:
- Dia
adik saya.
-
Dialah adik saya.
- Orang
itu pembunuhnya.
- Orang
itulah pembunuhnya.
4) Kalimat
Berpredikat Numeral
Kalimat berpredikat numeral adalah kalimat yang
predikatnya berupa frasa numeralia.
Contoh:
-
Hartanya banyak.
-
Depositonya berlipat ganda.
-
Tabungannya hanya sedikit.
5) Kalimat
Berpredikat Frasa Prepoposional
Kalimat berpredikat frasa prepoposional adalah
kalimat yang predikatnya berupa frasa preposisi (keterangan).
Contoh:
-
Ibu sedang ke supermarket.
-
Adik sedang jalan-jalan di taman.
-
Ayahku asli Jawa.
b. Kalimat
Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai lebih
dari satu klausa. Kalimat majemuk dibedakan menjadi dua, yaitu:
1)
Kalimat Majemuk Koordinatif (Setara)
Kalimat majemuk koordinatif adalah kalimat majemuk
yang klausa-klausanya memiliki status yang sama, yang setara atau, yang
sederajat. Klausa-klausa dalam kalimat majemuk subordinatif dihubungkan dengan
konjungsi koordinatif, seperti dan, atau, tetapi, dan lalu.
Contoh:
- Ani
membereskan kamar, Ibu memasak, dan Ayah membaca koran.
- Dia pergi
ke dapur, lalu membuatkan kami makan malam.
- Dia
selalu mengatakan serius, tetapi kenyataannya tidak seperti itu.
- Saya
ingin pergi, sayang, orangtua tidak mengizinkan.
- Dia
pergi dan tak pernah memberikan kabar.
2)
Kalimat Majemuk Subordinatif (Bertingkat)
Kalimat majemuk subordinatif adalah kalimat majemuk
yang hubungan antar klausa-klausanya tidak setara atau sederajat. Klausa yang
satu merupakan klausa atasan, dan klausa yang lain adalah klausa bawahan. Kedua
klausa tersebut biasanya dihubungkan dengan konjungsi subordinatif seperti
kalau, ketika, meskipun, dan karena.
Contoh:
- Kalau
Dinda pergi, Rina pun akan pergi.
- Adik
bermain sendiri ketika kakaknya sedang belajar.
-
Meskipun aku dilarang oleh orangtua, aku pergi juga ke Jakarta.
-
Karena banyak yang terlambat, arisan diundur.
3)
Kalimat Majemuk Kompleks
Kalimat majemuk kompleks (campuran) adalah kalimat
yang terdiri dari tiga klausa atau lebih, di mana ada yang dihubungkan secara
koordinatif dan ada pula yang dihubungkan secara subordinatif.
Contoh:
- Siska
membaca novel karena Rina sedang belajar matematika dan tidak ada buku lain
yang bisa dibaca.
- Ibu
mengambil tas kecilnya, lalu mengambil sapu tangan untuk mengelap keringat yang
membasahi wajahnya.
2.
Berdasarkan Bentuk atau Kategori Sintaksisnya
a. Kalimat
Deklaratif atau Kalimat Berita
Kalimat berita adalah kalimat yang isinya
memberitahukan sesuatu, dalam penulisannya, biasanya diakhiri dengan tanda
titik (.) dan dalam pelafalannya dilakukan dengan intonasi menurun. Kalimat ini
mendorong orang untuk memberikan tanggapan.
Macam-macam kalimat berita:
1) Kalimat
berita kepastian
Contoh : Ayah akan membelikanku mobil bulan depan.
2) Kalimat
berita pengingkaran
Contoh : Saya tidak akan datang pada acara
pernikahanmu.
3) Kalimat
berita kemungkinan
Contoh: Dia mungkin sudah tidak menyayangiku.
4) Kalimat
berita bentuk lainnya
Contoh : Saya tidak tahu mengapa dia
meninggalkanku.
b. Kalimat
Imperatif atau Kalimat Perintah
Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan
memberikan perintah kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah
biasanya diakhiri dengan tanda seru (!) dalam penulisannya. Sedangkan dalam
bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan intonasi tinggi.
1) Kalimat
Imperatif Taktransitif
Kalimat imperatif taktransitif dibentuk dari
kalimat deklaratif yang dapat berpredikat verba dasar, frasa adjektival, dan
frasa verbal yang berprefiks ber- dan meng- ataupun frasa preposisional.
Contoh: Kamu berdiri!
2) Kalimat
Imperatif Transitif
Kalimat yang berpredikat verba transitif mirip
dengan konstruksi kalimat deklaratif pasif.
Contoh: Rubahlah gaya hidupmu!
3) Kalimat
Imperatif Halus
Kalimat imperatif halus memiliki sejumlah kata yang
yang dipakai untuk menghaluskan isi kalimat imperatif. Kata seperti tolong,
coba, silakan, sudilah, dan kiranya sering dipakai untuk maksuditu.
Contoh: Tolong jangan lupakan aku!
4) Kalimat
Imperatif Permintaan
Kalimat imperatif juga digunakan untuk
mengungkapkan permintaan ditandai dengan adanya kata minta dan mohon.
Contoh: Silahkan antre!
5) Kalimat
Imperatif Ajakan dan Harapan
Di dalam kalimat imperatif, ajakan dan harapan
tergolong kalimat yang biasanya didahului kata
ayo(lah), mari(lah), harap, dan hendaknya.
Contoh: Ayo bekerja!
6) Kalimat
Imperatif Larangan
Kalimat imperatif dapat berupa larangan, dengan
ditandai adanya kata ‘jangan(lah)’.
Contoh: Janganlah selalu menyalahkanku!
7) Kalimat
Imperatif Pembiaran
Kalimat imperatif pembiaran dinyatakan dengan kata
‘biar(lah)’ dan ‘biarkan(lah)’. Sebetulnya dapat diartikan bahwa kalimat itu
menyuruh membiarkan membiarkan sesuatu terjadi atau berlangsung.
Contoh: Biarkan aku menyusulmu.
c. Kalimat
Interogatif atau Kalimat Tanya
Kalimat tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk
memperoleh suatu informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini
diakhiri dengan tanda tanya (?) dalam penulisannya dan dalam pelafalannya
menggunakan intonasi menurun. Kata tanya yang dipergunakan adalah bagaimana,
dimana, berapa, kapan.
Contoh:
- Mengapa
rumah ini dicat merah?
- Kapan aku
dipertemukan dengan dia?
- Dimana dia
menyimpan kotak perhiasan itu?
d. Kalimat
Ekslamatif atau Kalimat Seruan
Kalimat seruan adalah kalimat yang digunakan untuk
mengungkapakan perasaa ‘yang kuat’ atau yang mendadak. Kalimat seruan biasanya
ditandai dengan intonsi yang tinggi dalam pelafalannya dan menggunakan tanda
seru (!) atau tanda titik (.) dalam penulisannya.
Contoh:
- Aduh, saya
lupa mengunci pintu kamar.
- Bukan
main, cantiknya.
- Alangkah
bebasnya pergaulan mereka!
8) Berdasarkan
Segi Kelengkapan Unsurnya
a.
Kalimat Lengkap (Mayor)
Kalimat lengkap (mayor) adalah kalimat yang
memiliki klausa lengkap, sekurang-kurangnya memiliki unsur subjek dan predikat.
Contoh:
-
Shinta bersenam pagi.
-
Ibunya penulis novel terkenal.
- Artis
itu seksi sekali.
-
Anjing dan kucing sudah berdamai.
-
Makanan ini kiriman dari mertua di Bandung.
b.
Kalimat Taklengkap (Minor)
Kalimat taklengkap (minor) adalah kalimat yang
memiliki klausa tidak lengkap, entah hanya terdiri dari subjek saja, predikat
saja, objek saja, ataukah keterangan saja.
Contoh:
-
Sedang menulis!
- Hay!
- Cepat
berangkat!
-
Sialan!
- Dilarang merokok!
-
Silakan duduk!
9)
Berdasarkan Susunan Unsur Subjek dan Predikat
a.
Kalimat Versi
Kalimat versi adalah kalimat yang predikatnya
mendahului subjeknya. Kata atau frasa tertentu yang pertama muncul akan menjadi
kunci yang akan mempengaruhi makna untuk menimbulkankesan tertentu,
dibandingkan jika kata atau frasa ditempatkan pada urutan kedua. Kalimat ini
biasanya dipakau untuk penekanan atau ketegasan makna.
Contoh: Ambilkan gula di atas kulkas itu!
b.
Kalimat Inversi
Kalimat inversi adalah kalimat yang susunan dsari
unsur-unsur kalimatnya sesuai dengan pola kalimat dasar bahasa Indonesia
(S-P-O-K).