Unsur Pembangun Puisi


W.S Rendra salah satu sastrawan Indonesia (Foto: Google)
Unsur Pembangun Puisi
Banyak teori tentang unsur pembangun puisi yang dikemukakan oleh para ahli yang ditinjau dari berbagai macam pendekatan dalam apresiasi puisi. Richard mengatakan bahwa unsur puisi terdiri dari:
1.      Hakikat puisi yang meliputi tema (sense), rasa (feeling), amanat (intention), nada (tone)
2.      Metode puisi yang meliputi diksi, imajeri, kata nyata, majas, ritme, dan rima (Waluyo, 1987:27) Waluyo (1987: 27-28) yang mengatakan bahwa dalam puisi terdapat struktur fisik yang disebut pula sebagai struktur kebahasaan dan struktur batin puisi yang berupa ungkapan batin pengarang.Menurut Jabrohim (2001: 34), dalam puisi terdapat 7 unsur struktur fisik, yaitu: diksi, pengimajian, kata konkret, majas, verifikasi, tipografi, dan sarana retorika. Sedangkan struktur batin puisi yaitu tema, nada, perasaan, dan amanat.
Dari beberapa teori unsur pembangun puisi yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli maka penulis menyimpulkan unsur pembangun puisi kedalam dua bagian, yaitu:
1.      Struktur Fisik
·         Diksi, atau pilihan kata
·         Pengimajian, yaitu gambaran angan-angan, gambaran pikiran, kesan mental, atau bayangan visual dan bahasa yang menggambarkannya biasa disebut dengan istilah citra atau imaji.
·         Kata konkret yaitu kata yang digunakan penyair untuk menggambarkan suatu lukisan keadaan atau suasana batin dengan maksud untuk membangkitkan imaji pembaca.
·         Bahasa figuratif adalah bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa, yakni secara tidak langsung mengungkapkan makna (Wulyo, 1987: 83)
·         Versifikasi meliputi rima (pengulangan bunyi), ritma (panjang-pendek dan keras-lembutnya bunyi bahasa), dan Metrum (irama yang tetap artinya pergantiaanya sudah tetap menurut pola tertentu)
·         Tipografi, merupakan pembeda yang paling awal dapat dilihat dalam membedakan puisi dengan prosa fisi dan drama.
2.      Struktur batin
·         Tema, adalah gagasan pokokyang dikemukakan penyair dalam puisinya.
·         Perasaan penyair, dalam menciptakan puisi perasaan penyair ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca.
·         Nada dan suasana, nada merupakan sikap penyair terhadap pembaca. Sedangkan suasana adalah keadaan jiwa atau akibat yang ditimbulkan puisi terhadap pembaca.
·         Amanat, atau tujuan adalah hal yang mendorong penyair untuk menciptakan puisinya (Jabrohim, 2001:67)


Macam-macam puisi
Ada banyak macam-macam puisi yang diciptakan oleh beberapa penyair Indonesia, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Puisi naratif
Puisi naratif mengungkapkan cerita atau penjelasan penyair. Puisi-puisi naratif misalnya: epik, romansa, balada, dan syair.
2.      Puisi Lirik
Dalam puisi lirik, penyair mengungkapkan aku lirik atau gagasan pribadinya. Jenis puisi lirik misalnya: elegi, ode, dan serenada.
3.      Puisi deskriptif
Puisi deskriptif yaoti puisi yang penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap peristiwa atau kejadian, benda, atau suasana yang dipandang dapat menarik perhatian si penyair.
4.      Puisi fisikal
Puisi yang bersifat realistis, artinya menggambarkan kenyataan apa adanya.
5.      Puisi platonik
Yaitu puisi yang sepenuhnya berisi hal-hal yang bersifat spiritual atau kejiwaan.
6.      Puisi metafisikal
Yaitu puisi yang bersifat filosofis dan mengajak pembaca merenungkan kehidupan dan Tuhan.
7.      Puisi subjektif
Puisi yang mengungkapkan gagasan, pikiran, perasaan, dan suasana dalam diri penyair. Sebaliknya puisi objektif adalah puisi yang mengungkapkan hal-hal di luar diri penyair.
8.      Puisi Prismatik
Puisi yang mengandalkan pemakaian kata-kata dalam bentuk-bentuk pelambangan atau kiasan-kiasan.
9.      Puisi Parnasian
Yaitu puisi yang diciptakan dengan pertimbangan ilmu pengetahuan dan bukan didasari oleh inspirasi karena adanya mood dalam jiwa penyair.
10.  Puisi inspiratif
Puisi ini diciptakan berdasarkan mood atau passion. Penyair benar-benar masuk ke dalam suasana yang hendak dilukiskan