Kepemimpinan Instruksional




“Before you are a leader, success is all about growing yourself. When you become a leader, success is all about growing others.” – Jack Welch

Kepemimpinan instruksional merupakan faktor penting dalam membangun sekolah efektif. Menjadi faktor utama juga dalam memperjuangkan sekolah berkualitas. Menjadi variabel yang berkontribusi banyak dalam meningkatkan prestasi siswa dan memperbaiki kinerja sekolah. Itulah yang membuat kehadiran kepemimpinan sekolah sangat dibutuhkan.

Dalam prakteknya, kecemerlangan sekolah tidaklah hanya bertumpu pada usianya yang panjang. Tidak juga hanya bergantung pada kelengkapan dan kemutakhiran sarana dan prasarana pembelajaran. Tidak juga mengandalkan dukungan dan partisipasi orangtua dan masyarakat. Namun yang sangat memainkan peran penting dan strategis adalah kepemimpinan instruksional
Ilustrasi (Foto:Int)
Kepala sekolah, di samping dukungan variabel lain walaupun tidak dalam posisi terbaik.

Kepemimpinan instruksional biasanya dimaknai sebagai manajemen kurikulum dan pembelajaran oleh kepala sekolah. Secara historis, istilah ini mencuat ketika ramai-ramainya riset tentang gerakan sekolah efektif. Telah terbukti bahwa kunci penting yang dapat menentukan keberhasilan sekolah adalah peran kepala sekolah.

Kepemimpinan instruksional secara detil pada hakekatnya melibatkan penentuan tujuan yang jelas. Memanaj kurikulum dan pembelajaran. Memonitoring rencana pelajaran. Mengelola sumber belajar. Juga mengevaluasi guru secara regular untuk meningkatkan belajar dan pertumbuhan siswa.

Kepemimpinan instruksional memiliki dua pendekatan yang bersifat eksklusif dan inklusif. Bersifat eksklusif, jika kepemimpinan instruksional mengandalkan potensi dan kinerja kepala sekolah sendiri. Bersifat inklusif, jika kepemimpinan instruksional bertumpu pada kemampuan dan kinerja kepala sekolah yang didukung dan berkolaborasi dengan tenaga kependidikan dan para stakeholder lainnya.

Di samping itu modus kepemimpinan instruksional itu ada yang langsung dan tidak langsung. Kepemimpinan yang bersifat langsung sangat terkait dengan pengamatan kegiatan di ruang kelas dan pengembangan kurikulum. Sedangkan modus kepemimpinan instruksional yang tidak langsung terkait dengan penciptaan iklim akademik sekolah, sehingga kondusif untuk terciptanya pembelajaran yang efektif.

Menurut The Room 241 Team  (2013), ada empat keterampilan yang dipandang esensial dalam kepemimpinan instruksional yang efektif, yaitu: (1) penggunaan sumberdaya yang efektif, (2) keterampilan komunikasi, (3) melayani sebagai sumber pembelajaran, dan (4) menjadi visible dan accessible (memberikan keteladan dan dapat ditiru). Selain empat hal tersebut, menurut hemat saya, bahwa kepala sekolah juga seharusnya memiliki perencanaan yang excellent dan kecakapan observasi yang mantap. Dengan begitu bisa mengendalikan kegiatan pendidikan dan pembelajaran secara menyeluruh.

Selama ini kita memgetahui bahwa semua sekolah diwajibkan mengimplementasikan kurikulum yang sama. Tetapi mengapa faktanya ada sekolah unggulan dan bukan unggulan. Kuncinya adalah kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru yang baik. Kepala sekolah bukan tampil sebagai pemimpin birokratik, melainkan pemimpin instruksional. Guru bukanlah tampil secara amatir, melainkan bekerja secara profesional. Karena itu kehadiran kepemimpinan instruksional perlu terus ditingkatkan.

Menghadirkan kepemimpinan instruksional tidaklah mudah. Untuk itu perlu diupayakan rekrutmen kepala sekolah secara kredibel. Dalam prosesnya perlu dibekali dengan berbagai pelatihan yang relevan, sehingga dapat menunaikan amanah dengan baik dan profesional. Selanjutnya supervisor pendidikan wajib melakukan monitoring, evaluasi dan supervisi terhadap tugas pokok manajerial kepala sekolah, sehingga kerjanya lebih efektif dan produktif. Yang pada akhirnya dapat memperbaiki prestasi siswa dan meningkatkan kualitas kinerja sekolah.
--------


Penulis:  Rochmat Wahab (Rektor UNY Periode 2017)
(Yogyakarta, 11/02/2020, Selasa, pk.10.05)