Prinsip-prinsip Perkembangan


Ilustrasi (Foto:Int)
“The greatest development is achieved during the first years of life, and therefore it is then that the greatest care should be taken. If this is done, then the child does not become a burden; he will reveal himself as the greatest marvel of nature.” - Maria Montessori

Perkembangan anak berlangsung mengikuti fitrahnya. Bermodal dengan potensi dasar, berinteraksi dengan lingkungan. Mengikuti altivitas yang ada. Terfasilitasi oleh orang dewasa yang ada di sekitar. Mendapatkan binbingan dari orang dewasa, orangtua, guru atau ahli terkait, jika ada. Apapun kondisi anak akan mencapai perkembangan optimal jika mengikuti prinsip-prinsip perkembangan.

Pada kenyataanya perkembangan anak tidak selalu mengikuti prinsip-prinsip yang ada. Tidak sedikit anak yang berada di lingkungan keluarga dan sekolah yang kurang kondusif, sehingga anak tidak bisa berkembang dengan baik. Demikian juga anak yang dibawah asuhan orangtua, guru dan orang dewasa yang kurang faham tentang dunia anak, sehingga anak tidak bisa berkembang dengan baik. Memperhatikan kondisi tersebut, maka disadari sepenuhnya bahwa pemahaman tentang prinsip-prinsip perkembangan ternyata sangat diperlukan bagi orangtua, guru dan orang dewasa lainnya.

Menurut Driscoll and Nagel (2008), bahwa prinsip-prinsip perkembangan, di antaranya: Development occurs  in a fairly predictable sequence, Children learn and develop well when their needs are met, Children learn from interacting with the environments and with other children and adults, Children learn from play, dan Children construct their own knowledge.  Pertama, Development and Learning are characterized by individual variation. Bahwa kecepatan perkembangan dan gaya belajar setiap anak sangat tergantung pada perbedaan individual. Kita sangat mengakui bahwa man is unique. Tidak ada yang sama persis. Karena itu kita tidak harus membuat target yang sama terkait dengan persoalan perkembangan.

Kedua, Development occurs  in a fairly predictable sequence. Bahwa berdasarkan tugas perkembangan, maka ada urutan perkembangan aspek kognitif, aspek bahasa, aspek fisik, aspek sosial, dan aspek moral. Secara sunnatullah, bahwa setiap individu secara normal mengikuti rambu-rambu perkembangan secara urut. Tidak terjadi lompatan. Melainkan dimungkinkan ada percepatan. Jika tidak perhatian dalam proses perkembangan, bisa dikhawatirkan terjadi pelambatan perkembangan. 

Ketiga, Children learn and develop well when their needs are met. Bahwa anak-anak bisa belajar dan berkembang dengan sangat baik jika apa yang menjadi kebutuhan dipenuhi. Yang penting bagaimana bisa melakukan need assessment, yang selanjutnya materi, metode dan proses pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan anak sehingga anak bisa belajar dan berkembang secara optimal.

Keempat,  Children learn from interacting with the environments and with other children and adults. Bahwa anak-anak dapat belajar dengan baik dengan melakukan interaksi dengan lingkungan sosial dan fisik, terutama dengan teman-teman sebaya dan orang dewasa lainnya yang bisa memberikan manfaat bagi perkembangan anak.

Kelima, Chikdren learn from play. Dunia anak adalah bermain, karena itu anak-anak harus dikondisikan, bagaimana bisa belajar melalui bermain. Materi atau proses belajar bisa bertumpu pada aktivitas bermain.  Bermain juga bisa diambil manfaat lainnya, terutama untuk membantu perkembangan fisik, sosial, emosi dan kognitif. Betapa berharganya bermain, sehingga memiliki banyak fungsi atau manfaat.

Keenam, Children construct their own knowledge. Anak adalah individu yang memiliki dan mengetahui dirinya sendiri. Seiring dengan teori konstruktivisme, maka anaklah yang berpotensi dan mampu mengkonstruktisi pengetahuannya sendiri. Dengan begitu, bagaimana orangtua, guru dan orang dewasa dapat melakukan scaffolding anak sehingga mereka dapat membangun pengetahuannya sendiri. Yang akhirnya dapat memberikan manfaat bagi orang lain dan dirinya.

Implementasi prinsip-prinsip perkembangan anak tidaklah berlaku secara linier. Namun pada prakteknya berlaku sangat kontekstual, baik secara sosial, kultural, fisik, maupun moral. Oleh karena itulah orangtua, guru dan orang dewasa perlu bertindak dengan cerdas dalam mengawal perkembangan anak secara optimal.

Akhirnya bahwa proses perkembangan anak perlu dijamin dengan baik sehingga anak bisa mencapai perkembangan optimal. Perkembangan ipteks pada kenyataannya dapat berdampak terhadap banyak hal termasuk perkembangan anak. Lebih jauh lagi bahwa bisa juga mengoreksi prinsip-prinsip perkembangan.
-------
Penulis: Prof Dr Rochmat Wahab
Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Periode 2009-2017, anggota Mustasyar PW Nahdlatul Ulama (NU) DIY, Pengurus ICMI Pusat.

(Yogyakarta, 08/02/2020, Sabtu, pk.15.35)