Covid-19: Bekerja dari Rumah (BDR)






Terasedukasi.com-Bekerja dari rumah, yang banyak pihak lebih suka gunakan istilah work from home (WFH) memang diperlukan untuk mempersempit ruang penyebaran virus Corona alias Covid-19. Melalui kemajuan teknologi informasi dan komunikasi banyak aktivitas yang bisa dikerjakan dari tempat yang terpisah. Untuk itulah kebijakan "jarak fisik" dapat diterapkan tanpa mengganggu secara signifikan beberapa pekerjaan tertentu.  Dan khususnya warga yang tinggal di perkotaan dan atau tempat relasi interaksi yang tinggi perlu dihindari dan diganti dengan BDR.
Ilustrasi (Foto:Int)

Tetapi kita seyogyanya  juga arif dan bijak dalam penerapannya. Kemarin dapat cerita dari teman yang tinggal  di desa ada penjelasan dari aparat yang keliling desa dengan memanfaatkan pengeras suara. Intinya masyarakat diminta tinggal di dalam rumah sehingga orang orang yang berada di luar rumah (di ladang dan sawah) terburu buru masuk rumah. Warga bingung menyikapi bagaimana dengan lahan garapan yang selama ini dikerjakan.

Setelah ada diskusi dengan tokoh masyarakat, warga diperbolehkan keluar rumah untuk tetap bekerja dengan berusaha mengambil jarak dan setelah pulang disarankan cuci tangan dengan sabun. Kesepakatan yang kontekstual.

Saya membayangkan bagaimana mereka yang biasa NGARIT (mencari rumput) untuk makan ternaknya seandainya ada aparat yang hanya sekedar melarang warga keluar rumah. Ngarit adalah  suatu aktivitas yang dulu juga pernah saya lakukan. Tentu perlu ada penjelasan yang bijak. Covid-19 memang berbahaya karena penyebarannya cukup cepat melalui  interaksi antar manusia secara langsung. Dan berbahaya bagi mereka yang rentan imunitas tubuhnya.

Untuk saudara saudaraku yang tinggal di desa tidak perlu panik yang berlebihan. Selama berinteraksi dengan sesama warga yang tidak berasal dari luar daerah yang terdampak Corona gak perlu curiga atau takut secara berlebihan. Kita memang tetap harus waspada. Dugaanku, virus Corona belum bisa dijadikan alasan tidak  bekerja di sawah dan atau ladang. Saudaraku bisa terus mencangkul, menanam, merawat, memanen tanaman sampai ngarit. Dan setelah bekerja di luar rumah seyogyanya tidak hanya cuci tangan dengan sabun melainkan juga mandi dengan sabun.

Pekerjaan bapak ibu petani dan peternak di desa adalah pekerjaan mulia. Hasil pekerjaan bapak ibu bisa menciptakan lapangan pekerjaan serta mengurangi ketergantungan pangan dari luar negeri. Semoga momentum wabah Covid-19 mendorong kita semua, terutama pemerintah untuk berusaha merealisasikan kedaulatan pangan secara konsisten.

Dalam kondisi penyebaran Covid-19 pun masyarakat masih membutuhkan hasil produksi pertanian untuk konsumsi sehari hari. Distribusi dan pemenuhan kebutuhan pokok tidak boleh terputus. Ayo kita sikapi wabah virus Corona dengan bijak dan kontekstual.

Penulis: Prof. Dr. Hariyono (Guru Besar Universitas Negeri Malang)